TOLERANSI DALAM GAMBAR
Dalam sebuah gambar teknik, semua ukuran harus diberi toleransi. Apakah toleransi dalam gambar teknik ? Apa tujuannya ? Kenapa harus ada toleransi ? Mari kita bahas satu persatu.
Toleransi, Toleransi adalah dua batas penyimpangan ukuran yang diperbolehkan. Artinya dalam sebuah ukuran ada dua batas yaitu batas bawah dan batas atas yang diperbolehkan. Misalkan, ada ukuran 10 ± 0,01. Artinya ukuran benda kerja dianggap benar jika berada diukuran 9,99 ( 10-0,01) s.d 10,01 (10+0,01). Kenapa kok ada tolerasansi? tidak dibuat 10 mm pas?
Yang pertama, tidak ada sebuah mesin atau alat pun yang bisa membuat sebuah benda dengan ukuran yang sangat tepat, pasti ada penyimpangan walaupun sangat kecil, misalkan 0,000001 mm.
Yang kedua tidak ada orang yang bisa membuat benda dengan ukuran yang sama persis, walaupun dengan bahan yang sama dan mesin yang sama. Pasti akan ada perbedaan antara dua benda tersebut. Untuk mengatasi itu maka dalam dunia teknik kita mengenal adanya toleransi. Selanjutnya Apa tujuan adanya toleransi dalam gambar ?
1.Benda dapat dikerjakan
Telah dijelaskan diatas bahwa tidak ada alat atau mesin yang dapat membuat sebuah benda dengan ukuran yang sangat tepat tanpa ada penyimpangan, dengan adanya toleransi atau penyimpangan yang diperbolehkan maka benda tersebut dapat dikerjakan.
2. Benda dapat diproduksi massal
Jika tidak ada toleransi, benda tidak mungkin dibuat dalam jumlah yang banyak dan ditempat yang berbeda, namun dengan adanya toleransi benda dapat dibuat dengan jumlah yang banyak bahkan dengan tempat, alat dan orang yang berbeda.
Alasan kenapa dalam gambar harus ada toleransi bisa kita lihat pada penjelasan dibawah ini.
 |
Gambar 1 perbedaan gambar dan hasil pengukuran |
Pada gambar sebelah kanan kita bisa melihat hasil real pengukuran benda kerja setelah dibuat. Gambar sebelah kiri menunjukkan ukuran yang tercantum pada benda kerja. Kenapa ukuran hasil pekerjaan berbeda dengan ukuran pada benda kerja ? hal ini bisa disebabkan karena :
1. Kesalahan dalam mengukur
Kesalahan ini bisa terjadi misalkan posisi alat ukur yang tidak tepat sehingga ketika dicek lagi setelah benda jadi ukuran tidak sama lagi.
2. Kondisi mesin
Kondisi mesin yang kurang presisi atau alat potong yang tidak baik juga dapat mempengaruhi hasil pekerjaan, misalkan skala nonius pada mesin sudah tidak presisi atau bed yang sudah tidak rata lagi.
3. Kenaikan temperatur pada waktu benda kerja dikerjakan.
Pada saat benda kerja dikerjakan, terjadi gesekan antara pisau dengan benda kerja, sehingga benda kerja menjadi panas dan memuai, ketika diukur menjadi pas. Tetapi setelah dingin benda mengalami penyusutan sehingga terjadi penyimpangan ukuran (ukuran menjadi lebih kecil).
Berdasarkan alasan - alasan di atas, maka pada gambar kerja untuk semua ukuran harus diberi TOLERANSI (Dua batas penyimpangan ukuran yang diperbolehkan).
Istilah - istilah dalam toleransi
Beberapa istilah dalam toleransi yang pengertiannya perlu diketahui dapat dilihat pada gambar di bawah ini
 |
Gambar 2 Istilah dalam toleransi |
Keterangan :
1. Ukuran Dasar Nominal
Ukuran yang tertulis pada gambar, dibaca tanpa toleransi
2. Toleransi
Perbedaan antara ukuran maksimal yang diizinkan dengan ukuran minimal yang diizinkan atau perbedaan antara penyimpangan atas dan penyimpangan bawah
3. Ukuran Maksimal
Penjumlahan antara ukuran dasar penyimpangan atas.
4. Ukuran Minimal
Penjumlahan antara ukuran dasar dengan penyimpangan bawah.
5. Garis Nol
Garis dengan penyimpangan nol.
6. Ukuran sesungguhnya
Ukuran yang didapat dari hasil pengukuran benda kerja terletak antara ukuran minimal sampai ukuran maksimal.
Contoh Pembacaan ukuran pada gambar. perhatikan gambar berikut ini.
 |
Gambar 3 Contoh Toleransi |
Maka Harga :
- Ukuran dasar = ϕ10
- Penyimpangan atas = + 0,1
- Penyimpangan bawah = - 0,1
- Toleransi = + 0,1 – (- 0,1) = 0,2
- Ukuran maksimal = ϕ10 + (+0,1) = ϕ10,1
- Ukuran minimal = ϕ10 + ( -0,1) = ϕ9,9
- Ukuran sesungguhnya antara ϕ9,9 sampai ϕ10,1
Untuk keseragaman, nilai toleransi telah ditentukan oleh Standar Nasional yang mengacu pada ISO.
Penggolongan Toleransi
Untuk memudahkan perencanaan perakitan benda, semua toleransi benda dibagi dalam dua golongan, yaitu
1. Golongan lubang (sistem basic lubang )
Suaian dengan sistem basis lubang ini banyak dipakai. Suaian yang dikehendaki dapat dibuat dengan jalan mengubah-ubah ukuran poros, dalam hal ini ukuran batas terkecil dari lubang tetap sama dengan ukuran nominal., misalnya diameter lubang, lebar alur, pasak, lebar alur selot dan sejenisnya
2. Golongan poros (sistem Basic poros)
Dalam suaian dengan basis poros maka poros selalu dinyatakan dengan "h". Ukuran batas terbesar dari poros selalu sama dengan ukuran nominal. Pemilihan suaian yang dikehendaki dapat dilakukan dengan mengubah ukuran lubang. Sistem basis poros kurang disukai orang karena merubah ukuran lubang lebih sulit daripada merubah ukuran poros, misalnya: poros, pasak/pena, selot dan sejenisnya.
Temperatur Pengukuran
Temperatur ruang pengukuran ditetapkan 20° C, untuk keseragaman dan untuk mendapatkan ukuran yang tepat.
Daerah Toleransi
Kedudukan daerah toleransi terhadap ukuran nol dilambangkan dengan huruf. Huruf besar untuk golongan lubang dan huruf kecil untuk golongan poros.
Untuk menghindari kekeliruan dengan angka ukuran, huruf I, L, O, Q dan W, berikut huruf kecilnya tidak digunakan.
Penyimpangan bawah yang berimpit dengan garis nol adalah daerah H (lubang), sedangkan untuk daerah h (poros), penyimpangan atasnya yang berimpit dengan garis nol (lihat Gambar). Kedudukan toleransi lainnya seperti kedudukan abjad terhadap H atau h
 |
Gambar 4 Daerah Toleransi |
Suaian
Suaian adalah hubungan antara dua buah komponen, dimana ketika sebelum dirakit kedua komponen tersebut mempunyai perbedaan ukuran. Perbedaan ukuran yang diizinkan untuk dua komponen yang akan disatukan ini disebut toleransi suaian. Dilihat dari perbedaan ukuran diameter luar dan dalam (ukuran poros dan lubang ) maka ada tiga macam suaian, yaitu :
1. Suaian Longgar (Clearance Fit)
Jika ukuran poros lebih kecil daripada ukuran lubang, Suaian ini biasanya dipakai pada peralatan yang berputar terus-menerus, misalnya dipakai pada bantalan yang mempunyai kelonggaran biasa, yaitu bantalan jurnal.
2. Suaian Pas (Transition Pas)
Jika ukuran poros dan lubang sama, antara longgar dan sesak.Contoh pemakaiannya pada plat pembawa dalam mesin bubut, kopling, dan sebagainya.
3. Suaian Paksa (Interface Fit)
Jika ukuran poros lebih besar dari ukuran lubang, pemasangan suaian ini harus ditekan dengan gaya yang agak berat dan suatu ketika harus menggunakan mesin penekan. Suaian ini digunakan pada kopling atau pada gelang tekan.
Diagram Suaian bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
 |
Gambar 5 Daerah Suaian |
Kualitas Toleransi
Kualitas toleransi dibagi menjadi 18 tingkat, yaitu dari IT 01, IT 02, sampai IT 16, (IT = Toleransi Internasional). Jadi, kualitas toleransi dilambangkan dengan angka.
Untuk mudahnya pada ukuran yang sama, kalau kualitasnya berbeda, maka harga toleransinya akan berbeda. Contoh 20 H6 harga toleransinya 0,021/0(mm), sedangkan 20 h7, harga toleransinya 0,013/0(mm).
Untuk lebih jelas bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
 |
Gambar 6 Kualitas Toleransi |
Penyajian Toleransi
Penyajian toleransi dengan angka dimulai dengan ukuran dasar, diikuti dengan harga penyimpangannya, penyimpangan atas dituliskan di atas dan penyimpangan bawah dicantumkan di bawahnya tanpa tanda kurung. Jika salah satu penyimpangannya nol, ditulis 0 tanpa + atau –
 |
Gambar 7 Penyajian Toleransi |
Toleransi Simetrik
Harga penyimpangan yang sama (dengan tanda yang berbeda), penulisannya sekali dengan didahului tanda ± seperti diperlihatkan oleh Gambar dibawah ini
 |
Gambar 8 Toleransi Simetrik |
Penyajian Toleransi Ukuran Sudut
Prinsip penyajiannya sama dengan toleransi untuk ukuran panjang. Satuan dinyatakan dalam derajat, menit, detik lihat gambar di bawah ini
 |
Gambar 9 Toleransi Sudut |
Toleransi Umum
Apabila setiap ukuran toleransinya dicantumkan langsung, akibatnya gambar menjadi rumit dan memerlukan waktu lebih lama untuk menggambar.
Dengan alasan diatas, ukuran yang tidak bertoleransi khusus diwakili oleh toleransi umum yang biasanya berupa catatan umum, jadi ukuran yang tidak dicantumkan toleransinya terikat oleh toleransi umum.lihat gambar dibawah ini
 |
Gambar 10 Toleransi Umum |
Toleransi Geometri
Toleransi Geometris adalah penyimpangan dari bentuk ideal dengan batas-batas penyimpangan yang di ijinkan
Toleransi geomatris ini meliputi kelurusan, kedataran, kebulatan, keselindrisan, profil garis, profil permukaan, kesejajaran, ketegaklurusan, ketirusan, posisi konsentrisitas, koaksilitas atau kesamaan sumbu, kesimetrisan, putar tunggal dan putar total.Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini
 |
Gambar 11 Toleransi Geometris |
Tanda Pengerjaan
Dalam menggambar perlu juga menampilkan tanda pengerjaan. Tanda ini memberikan informasi kepada operator mesin mengenai mesin atau alat apa yang digunakanan untuk mengerjakan benda kerja tersebut dan berapa nilai kekasaran yang dinginkan pada benda kerja tersebut.
Simbol Tanda pengerjaan terdiri atas dua garis yang membentuk sudut 60 derajat dengan garis yang tidak sama panjang. Garis sisi kiri minimal 4 mm dan garis sisi kanan dua kali garis sisi kiri. Ketebalan garis disesuaikan dengan beserta gambar, biasanya diambil tebal garis 0,35 mm. Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah.
 |
Gambar 12 Tanda Pengerjaan |
Gambar (a) menunjukkan symbol dasar, artinya benda kerja tidak dikerjakan permukaannya, Apabila pengerjaan pada permukaan menggunakan mesin, symbol dasarnya ditambah garis sehingga membentuk segitiga sama sisi ( gambar b), Sementara gambar (c) digunakan untuk menunjukkan bahwa kekasaran permukaan dicapai tanpa membuang bahan.
Tanda pengerjaan yang lengkap dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
 |
Gambar 12 Cara Pembacaan Tanda Pengerjaan |
Nilai Kekasaran Permukaan
Kekasaran permukaan adalah penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil, yang selanjutnya disebut nilai kekasaran (Ra). Nilai kekasaran rata-rata aritmetik telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12 tingkat kekasaran, dari mulai N1 sampai dengan N12.
Untuk lebih jelas bisa dilihat pada gambar di bawah ini
 |
Gambar 13 Tabel Nilai Kekasaran |
Simbol Arah Bekas Pengerjaan (Tanda Pengerjaan)
Arah bekas pengerjaan dapat dituliskan dengan simbol seperti yang ditunjukkan pada Tabel dibawah ini. Maksud dari penunjukan arah bekas pengerjaan ini adalah untuk memastikan segi fungsional permukaan yang bersangkutan, misalnya mengurangi gesekan, wujud tekstur yang menarik, dan sebagainya.
 |
Gambar 14 Simbol Arah Pengerjaan |
Contoh gambar yang kerja dengan toleransi, tanda pengerjaan, toleransi geometri, dan kekasaran permukaan
 |
Gambar 15 Contoh Gambar Kerja |
Demikian materi tentang Toleransi dalam gambar, semoga bermanfaat ! Salam Solidarity Forever!