Tampilkan postingan dengan label Artikel Ilmiah Populer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Ilmiah Populer. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Juni 2022

Contoh artikel ilmiah populer bidang pendidikan tingkat SMK untuk pengajuan angka kredit (2)

 

ASTEK Solusi Praktek di Tengah Pandemi



Pandemi Covid 19 yang terjadi di dunia pada akhir tahun 2019 dan di Indonesia pada awal tahun 2020 telah merubah hampir seluruh tatanan kehidupan masyarakat. Salah satu yang merasakan perubahan tatanan tersebut adalah pada bidang pendidikan, di mana pada awal pandemi pembelajaran di tuntut menggunakan metode dalam jaringan ( online ) atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh ) dan sampai pada di awal tahun 2022 pembelajaran sudah mulai menggunakan metode PTM ( Pembelajaran Tatap Muka) kembali, walaupun belum 100% atau dikenal dengan istilah PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas)

Pembelajaran Tatap Muka yang belum 100 % tentunya akan berpengaruh terhadap penyampaian materi pelajaran, apalagi di jenjang SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan ), dimana telah kita ketahui bahwa perbandingan mata pelajaran teori dan praktek pada SMK adalah 40 % teori dan 60% praktek. Dengan pertemuan tatap muka yang terbatas tentunya keterampilan peserta didik tidak dapat tercapai secara maksimal. Menurut Dunette (1976) keterampilan merupakan pengetahuan yang didapatkan dan dikembangkan melalui latihan atau training dan pengalaman dengan melakukan berbagai tugas.

Ada berbagai metode yang dilakukan untuk memaksimalkan pertemuan tatap muka yang terbatas supaya keterampilan peserta didik  bisa maksimal. Di SMK Negeri 1 Mandiraja pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan pada mata pelajaran Gambar Teknik Mesin untuk meningkatkan keterampilan peserta didik menggunakan metode ASTEK (Asisten Praktek), dimana dalam Asisten Praktek ini peserta didik  yang berprestasi dan menguasai mata pelajaran terutama praktek menggambar teknik mesin akan membantu teman – temannya yang masih kurang dalam menguasai mata pelajaran. Jadi Astek disini hampir sama dengan tutor sebaya. Menurut Dedi Supriyadi (1985, h. 36) mengemukakan bahwa: “Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang peserta didik   yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu peserta didik  yang mengalami kesulitan belajar. Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi”.

Dengan metode ASTEK pada mata pelajaran Gambar Teknik Mesin pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Mandiraja Kabupaten Banjarnegara, peserta didik yang telah menguasai praktek menggambar akan membantu mengajari teman – temannya yang belum bisa menggambar teknik , kemudian setelah menguasai nanti akan mengajari lagi teman – teman yang belum menguasai, sehingga dalam satu kelas akan terampil semua dalam menggambar teknik.



Dengan metode ASTEK ini diharapkan waktu untuk penguasaan keterampilan akan lebih cepat tercapai sehingga dengan diberlakukannya PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas ) bukan menjadi masalah lagi bagi penguasaan keterampilan bagi peserta didik jenjang SMK, karena yang mengajari bukan hanya satu orang saja ( Guru ), tetapi juga teman-temannya yang telah menguasai keterampilan tersebut juga akan menguasai. Jadi jika dengan metode umum yang biasa digunakan diperlukan 3 sampai 4 kali pertemuaan untuk penguasaan keterampilan bagi seluruh peserta didik dalam satu kelas tapi dengan metode ASTEK ini diharapkan dengan 1 sampai 2 kali pertemuan seluruh peserta didik  dapat menguasai keterampilan yang diharapkan. Dengan waktu penguasaan materi pelajaran atau keterampilan yang semakin cepat tentunya target kurikulum yang ingin dicapai pada mata pelajaran tersebut juga dapat terwujud, seluruhnya karena walaupaun waktunya terbatas karena PTMT tetapi waktu pencapaian target kurikulum juga lebih cepat dengan metode ASTEK ini.


Artikel ini pernah terbit di koran JATENG POS edisi Sabtu 05 Maret 2022

Jumat, 17 Juni 2022

Contoh artikel ilmiah populer bidang pendidikan tingkat SMK untuk pengajuan angka kredit (1)

                      UPe  Tingkatkan Keterampilan Peserta Didik  SMK


        Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pernah menegaskan bahwa  fokus dunia pendidikan saat ini adalah untuk memberikan keterampilan/kompetensi kerja bagi generasi muda.. Salah satu sekolah yang bisa mewujudkan gagasan dari Bapak Jokowi adalah SMK. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. ( UU Nomor 20 Tahun 2013, Pasal 18 ayat [3]). Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. (UU Nomor 20 Tahun 2013, Penjelasan Pasal 15).

    Perbedaan SMK dengan sekolah umum adalah pada SMK peserta didik  dibekali dengan keterampilan sesuai dengan kompetensi keahliannya. Bahkan prosentase antara mata pelajaran teori dan praktek pada SMK adalah 40 % teori dan 60% praktek. Menurut Dunette (1976) keterampilan merupakan pengetahuan yang didapatkan dan dikembangkan melalui latihan atau training dan pengalaman dengan melakukan berbagai tugas.




Ada banyak cara untuk meningkatkan keterampilan peserta didik  SMK yang sesuai dengan kompetensi keahliannya, salah satunya dengan membuka Unit Produksi (UP). Menurut Sartono (dalam Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2007) unit produksi adalah kegiatan usaha yang dilakukan sekolah secara berkesinambungan, bersifat akademis dan bisnis dengan memberdayakan warga sekolah dan lingkungannya dalam bentuk unit usaha produksi yang dikelola secara profesional.

Di SMK Negeri 1 Mandiraja pada Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan membuka UP dengan nama “ Ragam Teknik Perkasa”. UP “ Ragam Teknik Perkasa” mempunyai tujuan meningkatkan keterampilan peserta didik  dengan cara menerima pekerjaan atau order yang berasal dari masyarakat sekitar dimana secara kebetulan masyarakat di sekitar SMK Negeri 1 Mandiraja banyak berdiri bengkel – bengkel las yang mempunyai produk pintu lipat, teralis, pagar, kanopi dan lain sebagainya. Bengkel – bengkel las tersebut banyak membutuhkan komponen yang tidak bisa dibuat mereka sendiri, misalkan engsel untuk pintu lipat, roda pulley untuk pagar, handle pintu dan lain sebagainya. Disini UP ” Ragam Teknik Perkasa” SMK Negeri 1 Mandiraja membuat produk - produk tersebut yang dibutuhkan oleh pelaku usaha bengkel di wilayah sekitar sekolah.

 Pada UP ini peserta didik  diajarkan dari mulai mencari order yang sesuai dengan mata pelajaran Kewirausahaan, merancang desain yang sesuai dengan mata pelajaran Gambar Teknik Mesin , membuat produk sampai memasang atau memasarkan produk sangat yang sesuai dengan pelajaran Teknik Pemesinan Bubut , Teknik Pemesinan Frais maupun Teknik Pemesinan Gerinda. Jadi dengan  adanya UP tersebut, peserta didik  akan banyak mengaplikasikan ilmu yang didapat di sekolah  pada dunia nyata atau dunia kerja.

Dengan adanya UP diharapkan keterampilan peserta didik di SMK Negeri 1 Mandiraja khususnya Kompetensi Kehalian Teknik Pemesinan akan meningkat, karena peserta didik akan terjun langsung dan berhadapan dengan pekerjaan yang nyata dan sesuai dengan yang nanti akan dikerjakan oleh peserta didik tersebut setelah lulus nantinya. Peserta didik akan merasakan bagaimana suasana kerja yang nyata yang sangat berbeda dengan suasana praktikum pada umumnya karena disini peserta didik akan di tuntut menghasilkan benda kerja (produk) yang berkualitas yang akan benar-benar digunakan bukan hanya benda kerja yang untuk penilaian saja.


Artikel  ini pernah tayang pada koran JATENG POS edisi Minggu 05 Desember 2021