BEP ( Break Event Point )-salah satu tujuan bisnis adalah untuk mencari keuntungan. salah satu cara untuk menganalisa apakah usaha kita untung atau rugi adalah dengan mengetahui titik impas dalam usaha. Titik Impas dalam istilah bisnis di kenal dengan nama BEP. Jadi untuk mengetahui usaha kita rugi atau untung kita harus bisa menganalisa Break Event Point.
Apakah BEP itu ?
Break Even Point (BEP) adalah suatu titik dimana jumlah pendapatan usaha sudah mampu menutupi seluruh biaya, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel (biaya tidak tetap).
Sebagai contoh, total pengeluaran PT Robert Davis Chaniago bersaudara dalam proses produksi sebesar Rp 100.000.000. Untuk mencapai titik impas (BEP), maka perusahaan harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 100.000.000.
Note: Pendapatan − Pengeluaran = Rp 100.000.000 − Rp 100.000.000 = 0.
Jadi, jika pendapatan perusahaan dikurangi pengeluaran sama dengan nol (0), maka kondisi ini disebut juga dengan Break Even Point (BEP).
Dengan kata lain, usaha tersebut tidak mendapatkan keuntungan maupun mengalami kerugian. Inilah yang Kita kenal dengan istilah Balik Modal atau Titik Impas.
Berikut ini pengertian Break Even Point menurut para ahli :
1. V. Wiranata Sujarweni (2017:121)
Titik Impas atau Break Even Point (BEP) adalah suatu kondisi dimana perusahaan dalam usahanya tidak mendapatkan untung maupun tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan ataupun kerugian sama dengan nol. Dapat terjadi titik impas apabila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
V. Wiranata Sujarweni (2017:121)
2. Dwi Prastowo (2015:158)
Titik impas (break even point) adalah titik dimana total biaya sama dengan total penghasilan. Dengan demikian, pada titik impas tidak ada laba maupun rugi yang diterima oleh perusahaan.
Dwi Prastowo (2015:158)
Jadi Ketika sebuah bisnis sudah mengalami / mencapai titik impas sebelum periode berakhir, maka pendapatan dari hasil penjualan berikutnya merupakan laba bagi perusahaan. lebih jelas lihat grafik di bawah ini.
Secara garis besar, Analisis Break Even Point bertujuan untuk membantu manajemen dalam menyusun perencanaan dan strategi serta pengambilan keputusan finansial perusahaan.
Adapun manfaat dari Analisis BEP antara lain:
1. Sebagai acuan dalam merencanakan target laba.
2. Mengukur tingkat volume penjualan yang paling optimal.
3. Manajemen dapat mengetahui jumlah penjualan produk minimum untuk menghindari kerugian.
4. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyesuaikan harga jual yang optimal.
5. Untuk mengestimasi pencapaian target minimum agar tidak menderita kerugian (dalam waktu, seperti bulan).
6. Sebagai acuan untuk mengestimasi minimum penjualan produk untuk mencapati target keuntungan tertentu.
Setelah kita tahu tentang BEP, sekarang kita belajar bagaimana cara menghitung BEP.
Rumus BEP
Terdapat empat komponen perhitungan dasar yang ada dalam rumus BEP, yaitu:
1. Fixed Cost merupakan biaya tetap yang besarannya konstan (tetap) meskipun volume produksi bertambah maupun berkurang dalam batas tertentu. Contohnya biaya gaji karyawan, penyusutan aktiva, sewa, dll.
2. Variabel Cost merupakan biaya tidak tetap yang besarannya berubah-ubah secara proporsional atau sebanding atas setiap peningkatan atau menurunan volume produksi. Contohnya biaya bahan baku dan pengemasan.
3. Revenue merupakan total pendapatan usaha dari hasil penjualan produk / jasa.
4. Profit merupakan laba, yaitu selisih dari total pendapatan dengan total biaya tetap dan biaya variabel.
Contoh, Tuan Joni memproduksi dan menjual Engsel dengan detail sebagai berikut :
Biaya Tetap Rp 600.000/tahun
Biaya Variabel Per Unit Produk Rp 15.000/unit
Harga Jual Per Unit Produk Rp 20.000/unit
Pertanyaannya:
1. Berapa BEP dalam Unit ?
2. Berapa BEP dalam Rupiah ?
3. Hitung estimasi waktu untuk mencapai BEP !
4. Jika Tuan Joni mengharapkan laba bersih sebesar Rp 3.000.000/Bulan, berapa unit produk yang harus terjual per bulan ?
Yuk Kita lihat jawaban dan langkah penyelesaiannya.
1 Menghitung BEP Unit
BEP Unit dihitung dengan cara membagi Biaya Tetap (Fixed Cost) dengan selisih antara Harga Jual Per Unit Produk dan Biaya Variabel Per Unit Produk (Variabel Cost).
Jadi…
Cara menghitung BEP Unit:
Q = Rp 600.000 ⁄ (Rp 20.000 − Rp 15.000)
Q = Rp 600.000 ⁄ Rp 5.000
= 120 Unit
Artinya, untuk mencapai Break Even Point atau Balik Modal, maka Tuan Dwi harus mampu menjual minimal 120 unit engsel per tahun.
2 Menghitung BEP Nominal (Rupiah)
Cara Menghitung BEP Nominal (Rupiah):
P = Rp 600.000 ⁄ (1 − Rp 15.000 ⁄ Rp 20.000)
P = Rp 600.000 ⁄ (1 − 0,75)
= Rp 600.000 ⁄ 0,25
= Rp 2.400.000
Hasil BEP Nominal (Rupiah) berguna untuk menunjukkan titik impas untuk total penjualan dalam satuan nominal (rupiah). Artinya, agar tidak merugi, Tuan Joni harus dapat menghasilkan total penjualan engsel sebesar Rp 2.400.000 pertahun.
3 Menghitung Berapa Lama Waktu Mencapai BEP
Dari hasil rumus BEP, Anda bisa mengestimasi berapa lama waktu untuk mencapai titik impas dengan cara membagi BEP unit dengan estimasi penjualan.
Dalam contoh ini, BEP sebesar 120 unit. Jika Tuan Joni mampu menjual 40 unit engsel dalam satu bulan, maka Tuan Joni akan mencapai BEP dalam waktu :
120 unit ⁄ 40 unit = 3 bulan.
Jadi berapapun total penjualan setelah 3 bulan dalam satu tahun akan menjadi laba bersih untuk usaha Tuan Jonii.
Note: Yang terpenting dalam mengestimasi waktu pencapaian BEP adalah Perhatikan Total Biaya Tetap”. Dalam contoh ini, Total Biaya Tetap sebesar Rp 600.000 untuk satu tahun.
Namun, jika periode Total Biaya Tetap tersebut untuk satu bulan, maka Tuan Joni tidak akan mendapatkan keuntungan, justru mengalami kerugian (dalam contoh ini).
Karena biaya tetap akan selalu ada setiap bulannya. Sementara Tuan Joni hanya mampu menjual 40 unit produk setiap bulannya. Dan itu tidak akan mampu menutupi biaya tetap yang selalu ada.
Untuk kasus yang berbeda ini, setidaknya Tuan Joni harus mampu menjual 120 unit ensel setiap bulannya agar tidak mengalami kerugian.
Dan jika ingin mendapatkan keuntungan, Tuan Joni harus menjual sebanyak-banyaknya yang lebih dari 120 unit.
4 Menghitung Unit Terjual Berdasarkan Target Laba
Identifikasi dahulu, dalam contoh ini:
a. Target laba sebesar Rp 3.000.000/bulan.b. BEP Unit sebesar 120 unit/tahun.
c. BEP Nominal sebesar Rp 2.400.000/tahun.
d. Harga Jual Per Unit Produk = Rp 20.000.
Jika Tuan Joni hanya mampu menjual 40 unit engsel setiap bulannya, maka dalam setahun total laba bersih = (40 unit × 12 bulan − 120 unit) × Rp 20.000 = Rp 7.200.000 per tahun atau sama dengan Rp 600.000 per bulan.
Masih jauh dari target laba Rp 3.000.000 per bulan.
Nah, untuk memudahkan perhitungan dalam menentukan target penjualan per bulan untuk mendapatkan keuntungan, silahkan gunakan rumus berikut:
Rumus Menghitung Target Penjualan Per Bulan (Rupiah):
Target Laba (Unit) = (Laba yang diharapkan + BEP Nominal) ⁄ Harga Per Unit Produk
karena target laba untuk per bulan, maka data BEP Nominal juga harus per bulan, yaitu Rp 2.400.000 ⁄ 12 bulan = Rp 200.000/bulan.
Langsung saja masukkan data ke dalam rumus. Dalam contoh ini menjadi =(Rp 3.000.000 + Rp 200.000) ⁄ Rp 20.000 = 160 Unit Per Bulan.
Kesimpulannya, dengan menjual 160 unit ensel perbulan, maka Tuan Joni akan mendapatkan laba bersih Rp 3.000.000 per bulan.
Catatan Penjualan produk tidak selalu stabil disetiap bulannya. Anda boleh-boleh saja membuat target laba per tahun. Jadi target laba (unit) pertahun adalah (Rp 36.000.000 + Rp 2.400.000) ⁄ Rp 20.000 = 1920 unit per tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar