Selasa, 30 September 2025

LAPORAN KEUANGAN

 Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah alat komunikasi yang menyampaikan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang membutuhkan laporan tersebut, semisal investor, kreditor, dan manajemen perusahaan. 

Berikut ini adalah pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli/sumber:

1. Menurut Kasmir: Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan saat ini atau di masa depan, bertujuan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. 

2. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia: Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan, yang semuanya merupakan bagian integral dari laporan keuangan. 

3. Menurut Farid dan Susanto: Laporan keuangan adalah informasi yang diharapkan dapat membantu pengguna dalam membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.

jadi, dapat disimpulkan laporan keuangan adalah daftar yang disusun pada akhir periode pembukuan yang dapat menggambarkan hasil kegiatan selama suatu periode pembukuan serta posisi keuangan pada akhir periode akuntansi.

Laporam Keuangan yang akan kita pelajari terdiri dari :

A. Neraca Laporan

Neraca Laporan atau Balanced Sheet adalah  dokumen keuangan yang menyajikan informasi mengenai jumlah aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini penting untuk memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan kepada pihak internal seperti manajemen dan karyawan, serta pihak eksternal seperti investor dan kreditor.

Komponen Utama Laporan Neraca

Laporan neraca terdiri dari tiga komponen utama:

1.Aset: Merupakan semua sumber daya yang dimiliki perusahaan, yang dapat dibagi menjadi dua kategori:

  • Aset Lancar: Aset yang dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun, seperti kas, piutang, dan persediaan.
  • Aset Tetap: Aset yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, seperti gedung, peralatan, dan kendaraan.

2. Kewajiban: Utang atau kewajiban perusahaan kepada pihak lain, yang juga dibagi menjadi dua kategori:

  • Kewajiban Jangka Pendek: Utang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun.
  • Kewajiban Jangka Panjang: Utang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, seperti pinjaman bank.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah komponen ketiga dari laporan neraca. Ekuitas adalah selisih antara total aktiva dengan total kewajiban. Ekuitas juga dapat diartikan sebagai modal pemilik atau modal sendiri. Ekuitas terdiri dari modal saham, laba ditahan, dan laba rugi.

  • Modal saham adalah modal yang disetor oleh pemilik perusahaan. 
  • Laba ditahan adalah laba yang belum dibagikan kepada pemegang saham. 
  • Laba rugi adalah selisih antara pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu.

Fungsi dan Manfaat Laporan Neraca

1. Memberikan Gambaran Posisi Keuangan: Laporan neraca memberikan informasi yang jelas tentang kesehatan finansial perusahaan pada waktu tertentu, membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. 

2. Analisis Kinerja: Dengan membandingkan laporan neraca dari periode ke periode, perusahaan dapat menganalisis perkembangan kinerja keuangan dan membuat strategi yang lebih baik untuk masa depan. 

3. Menunjukkan Stabilitas Keuangan: Laporan ini membantu investor dan kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya. 

Dengan memahami laporan neraca, pemilik usaha, manajer, dan investor dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan pengelolaan keuangan dan investasi di perusahaan.

Cara Membuat Laporan Neraca Keuangan

Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu kamu ikuti.

1. Mengumpulkan Data Keuangan

Sebelum menyusun laporan, kamu perlu mengumpulkan data yang relevan terkait aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Data ini biasanya berasal dari catatan akuntansi atau laporan keuangan lainnya yang sudah terorganisir.

2. Menyusun Aset

Pertama-tama  dengan mencatat semua aset perusahaan. Bagi aset menjadi dua kategori: aset lancar dan aset tetap. Aset lancar mencakup kas, piutang usaha, dan persediaan, sementara aset tetap mencakup properti, peralatan, dan aset lainnya yang memiliki umur lebih dari satu tahun.

3. Mencatat Kewajiban

Selanjutnya, catat semua kewajiban perusahaan, baik jangka pendek (kewajiban lancar) maupun jangka panjang (kewajiban jangka panjang). Kewajiban lancar mencakup utang dagang dan utang jangka pendek lainnya, sedangkan kewajiban jangka panjang meliputi pinjaman dan obligasi.

4. Menghitung Ekuitas

Ekuitas adalah selisih antara total aset dan kewajiban. Ini mencerminkan nilai perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham. Ekuitas biasanya terbagi menjadi saham disetor dan laba ditahan.

5. Menyusun Laporan Neraca

Setelah data dikumpulkan, susun laporan neraca dengan format yang sesuai. Laporan neraca biasanya terdiri dari tiga bagian: aset, kewajiban, dan ekuitas. Pastikan bahwa jumlah total aset sama dengan jumlah total kewajiban ditambah ekuitas (Prinsip dasar akuntansi: Aset = Kewajiban + Ekuitas).

6. Verifikasi dan Koreksi

Periksa kembali laporan neraca untuk memastikan semua data sudah akurat. Lakukan koreksi jika ditemukan kesalahan agar laporan keuangan yang dihasilkan tepat dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

7. Sajikan Laporan

Laporan neraca yang sudah selesai dapat disajikan dalam laporan tahunan atau diserahkan kepada pihak yang berkepentingan seperti investor, manajemen, atau auditor.

Contoh Laporan Neraca dapat dilihat pada gambar tabel di bawah ini:

Laporan Neraca

Penjelasan:

*Aset lancar mencakup kas, piutang usaha, dan persediaan yang diharapkan dapat dicairkan atau digunakan dalam waktu kurang dari satu tahun.

*Aset tetap mencakup properti dan peralatan yang digunakan untuk operasional jangka panjang perusahaan, seperti tanah, bangunan, dan mesin.

*Kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun, seperti utang usaha dan utang pajak.

*Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, seperti pinjaman dan obligasi.

*Ekuitas mencerminkan hak pemilik atas aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban. Ini termasuk modal yang disetor dan laba yang ditahan.

Dalam laporan neraca, total Aset harus selalu sama dengan total Kewajiban + Ekuitas, sesuai dengan prinsip dasar akuntansi yang berlaku: Aset = Kewajiban + Ekuitas.

Apa itu Break Event Point dalam berwirausaha ?

B. Laporan Rugi/Laba

Laporan Rugi/Laba atau Incomed Statement  adalah laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan dalam periode tertentu. Laporan ini mencakup pendapatan, biaya, dan laba atau rugi yang dihasilkan perusahaan. Laporan laba rugi penting untuk investor, kreditur, dan manajemen karena memberikan gambaran tentang profitabilitas perusahaan dan membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Laporan ini biasanya disusun pada akhir periode akuntansi dan dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya untuk menilai tren keuangan perusahaan

Fungsi dan Manfaat Laporan Laba Rugi

Manfaat dari laporan laba rugi, adalah:

1.Mengevaluasi kinerja perusahaan. Anda dapat melihat peningkatan pendapatan atau kerugian yang didapat oleh perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan untuk bisa berkembang dan tetap bisa menghadapi persaingan.

2.Mengembangkan perusahaan. Anda sebagai pemilik perusahaan dapat menilai pengeluaran-pengeluaran yang efektif dan tidak.

3.Menilai risiko. Risiko dalam setiap bisnis pasti ada, jadi tugas Anda yang penting adalah meminimalkan risiko yang bisa saja terjadi tanpa dugaan sebelumnya.

4.Tolak ukur perusahaan, memacu  kinerja perusahaan sehingga perusahaan dapat bersaing dengan pesaing di pasar.

5.Menganalisis strategi perusahaan, apakah strategi yang dipilih dapat membuat perusahaan menghasilkan pendapatan yang maksimal di setiap bulannya atau malah sebaliknya strategi yang dipilih tidak cocok.

6.Profil Perusahaan. Investor maupun pemegang saham tentu saja tidak mau memilih perusahaan dengan profil yang buruk untuk menginvestasikan uangnya.

Komponen Utama Laporan Laba Rugi

1. Pendapatan:

Pendapatan merupakan total uang yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan operasional dan non-operasional. Pendapatan operasional berasal dari penjualan produk atau jasa, sedangkan pendapatan non-operasional bisa berasal dari sumber lain seperti bunga atau sewa. 

2. Beban:

Beban adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional perusahaan. Beban ini dibagi menjadi dua kategori: beban operasional (biaya yang terkait langsung dengan produksi dan penjualan) dan beban non-operasional (biaya yang tidak terkait langsung dengan kegiatan utama perusahaan). 

3.Laba Kotor:

Laba kotor dihitung dengan mengurangkan harga pokok penjualan (HPP) dari pendapatan. Ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualannya. 

4.Laba Sebelum Pajak:

Ini adalah laba yang diperoleh sebelum dikurangi pajak. Laba sebelum pajak memberikan gambaran tentang profitabilitas perusahaan sebelum kewajiban pajak diperhitungkan. 

5.Laba Bersih:

Laba bersih adalah hasil akhir setelah semua beban, termasuk pajak, dikurangkan dari total pendapatan. Ini adalah indikator utama dari kinerja keuangan perusahaan. 

6. Kerugian:

Kerugian mencakup biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan di luar bisnis utama, seperti penjualan aset yang merugi atau biaya hukum.

Ada dua jenis laporan rugi laba perusahaan, yaitu :

1. Laporan Laba Rugi Single Step

Catatan laba rugi single step (single-step income statement) adalah salah satu bentuk income statement yang paling sederhana dan mudah dipahami.

Laporan ini menunjukkan jumlah pendapatan dan biaya secara keseluruhan, tanpa memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu.

Berikut ini adalah format umum dari laporan tentang laba rugi single step:

Pendapatan    : Total pendapatan

Biaya             : Total biaya

Laba Bersih   : Total pendapatan (pendapatan + keuntungan) – total biaya (beban + kerugian)

Dalam laporan ini, semua pendapatan dijumlahkan dan diurutkan dalam satu kolom, sedangkan semua biaya juga dijumlahkan dan diurutkan dalam satu kolom yang berbeda. Setelah itu, total biaya dikurangi dari total pendapatan untuk menghitung laba bersih. Meskipun catatan laba rugi single step lebih mudah dipahami, namun karena tidak memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu, laporan ini kurang memberikan informasi yang cukup detail. Oleh karena itu, pembukuan laba rugi multi step sering kali lebih umum digunakan, karena dapat memberikan informasi yang lebih terperinci tentang kinerja keuangan perusahaan.

Contoh laporan laba rugi single step adalah seperti di bawah ini :

Laporan L/R Single Step

2. Laporan Laba Rugi Multiple Step

Pembukuan laba rugi multiple step (multiple-step income statement) adalah salah satu bentuk laporan dari laba rugi yang lebih rinci dan terperinci.

Laporan ini memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu menjadi beberapa kategori, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih detail mengenai kinerja keuangan perusahaan.

Berikut adalah contoh format umum dari laporan income statement multiple step:

Pendapatan   :  Penjualan kotor Potongan penjualan Penjualan bersih

Biaya       : Biaya pokok penjualan Biaya operasional Pendapatan bunga Biaya bunga Biaya pajak

Laba Bersih : Total pendapatan – total biaya

Dalam laporan ini, pendapatan dihitung dalam beberapa kategori seperti penjualan kotor, potongan penjualan, dan penjualan bersih. Sedangkan biaya dibagi menjadi beberapa kategori seperti biaya pokok penjualan, biaya operasional, pendapatan bunga, biaya bunga, dan biaya pajak. Setelah itu, semua kategori biaya dijumlahkan dan dikurangi dari pendapatan bersih untuk menghitung laba bersih. Dengan menggunakan catatan laba rugi multiple step, perusahaan dapat memperoleh informasi yang lebih rinci tentang kinerja keuangan mereka, termasuk dalam hal margin laba kotor, margin laba operasional, dan laba bersih. Informasi ini dapat membantu manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang lebih tepat dan membantu investor untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan secara lebih terperinci.

Contoh laporan Laba Rugi Multi Step untuk produk barang seperti di bawah ini :

Laporan L/R Multi Step Produk Barang

Contoh laporan Laba Rugi Multi Step untuk produk Jasa seperti di bawah ini :

Laporan L/R Multi Step Produk Jasa

C. Laporan Penambahan/Perubahan Modal

Laporan Penambahan Modal atau ekuitas (Stetement of changes in capital) adalah laporan yang berisi informasi mengenai perubahan modal akibat penambahan dan pengurangan laba atau rugi dan transaksi keuangan pemilik modal. Perubahan modal di dalam laporan keuangan ekuitas diperoleh dari selisih antara penambahan jumlah modal awal dan laba atau rugi, dengan jumlah penarikan modal.

Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laporan perubahan modal adalah suatu laporan mengenai perubahan modal suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu sehingga laporan ini dikeluarkan untuk menjelaskan adanya peningkatan atau penurunan aktiva bersih dan kekayaan selama periode yang ditentukan perusahaan, misalnya dalam periode bulan atau tahun.

Fungsi pembuatan laporan perubahan ekuitas:

  1. Menyatakan adanya perubahan modal dalam suatu kurun periode dengan nominal yang tertulis jelas secara tepat dan akurat.
  2. Mendukung laporan keuangan yang juga termasuk di dalamnya ada laporan laba-rugi, neraca, dan laporan keuangan.
  3. Menjadi acuan perusahaan dalam mengambil keputusan strategi bisnis di masa depan.
  4. Memberikan informasi yang membantu para investor dalam memperkirakan jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas pada masa depan yang berasal dari pembagian dividen.
  5. Memberikan informasi pada para analis keuangan untuk memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi perubahan ekuitas pada perusahaan.

Komponen dalam Laporan Perubahan Ekuitas

Ada beberapa komponen penting dalam menyusun laporan perubahan ekuitas, yaitu modal awal, pengaruh dari kebijakan akuntansi, pengaruh koreksi kesalahan periode sebelumnya, saldo yang disajikan lagi, perubahan dari modal saham, dividen, laba rugi pada periode terkait, perubahan dalam cadangan revaluasi, keuntungan dan kerugian lain, serta saldo akhir.

1. Modal Awal

Modal awal adalah saldo akhir dari laporan keuangan periode sebelumnya. Modal awal tidak disesuaikan karena koreksi kesalahan pada periode yang sebelumnya serta diperbaiki pada periode berjalan.

2. Pengaruh dari Perubahan Kebijakan Akuntansi

Penyesuaian diperlukan pada cadangan pemegang saham di awal periode laporan komparatif untuk menyajikan ekuitas awal ke jumlah yang ditentukan pada kebijakan akuntansi baru.

3. Pengaruh Koreksi Kesalahan Periode Sebelumnya

Efek koreksi kesalahan periode sebelumnya harus disajikan secara terpisah sebagai bentuk penyesuaian.

4. Saldo yang Disajikan Kembali

Ekuitas yang dapat diberikan kepada pemegang saham pada awal periode komparatif setelah penyesuaian karena adanya perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan periode sebelumnya.

5. Perubahan dari Modal Saham

Dalam periode terkait, modal saham perlu ditambahkan di dalam laporan perubahan ekuitas. Penukaran saham perlu dikurangi dalam laporan. Efek penerbitan serta pelunasan saham perlu disajikan terpisah sebagai cadangan modal saham serta cadangan premi saham.

6. Dividen

Pembayaran dividen perlu dikurangkan dari ekuitas pemegang saham. Ini karena dividen adalah distribusi kekayaan yang dapat diatribusi pada tiap-tiap pemegang saham.

7. Laba Rugi Pada Periode Terkait

Laba dan rugi yang diatribusi pada pemegang saham selama periode yang tercantum dalam laporan laba rugi.

8. Perubahan dalam Cadangan Revaluasi

Perubahan dalam cadangan revaluasi perlu disajikan dalam laporan selama hal ini diakui di luar laporan laba rugi. Sebab, pembalikan rugi penurunan nilai sebelumnya tidak disajikan terpisah pada laporan perubahan ekuitas karena sudah dimasukkan pada laba rugi periode terkait.

9. Keuntungan dan Kerugian Lain

Keuntungan dan kerugian lain yang tidak diakui pada laporan laba rugi, dapat disajikan dalam laporan perubahan modal laiknya keuntungan serta kerugian aktuarial akibat penerapan nilai tukar, pajak biaya masuk, dan sebagainya.

10. Saldo Akhir

Saldo cadangan ekuitas dari pemegang saham di akhir periode pelaporan seperti yang terlihat pada laporan posisi keuangan.

Contoh Laporan Perubahan Modal

Laporan Perubahan Modal

Baca Juga : Media Pemasaran Produk

 Menghitung Biaya Produksi

D. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas atau Cast Flow Statement adalah laporan keuangan yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai dalam suatu periode. Laporan ini membantu pemilik bisnis memahami kondisi kas secara nyata, bukan hanya berdasarkan keuntungan di atas kertas. Dengan laporan arus kas, perusahaan dapat merencanakan pembayaran, investasi, hingga menghindari risiko kekurangan dana.

Fungsi utama laporan arus kas adalah:

1. Menunjukkan Kesehatan Likuiditas Perusahaan

Laporan arus kas memberikan gambaran nyata tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek menggunakan kas yang tersedia.

Berbeda dari laporan laba rugi yang bisa menunjukkan keuntungan namun belum tentu didukung oleh kas, laporan ini memperlihatkan apakah perusahaan benar-benar memiliki cukup dana untuk membayar utang, gaji karyawan, atau membeli persediaan.

Dengan melihat saldo kas dan aliran kas operasional, manajemen dapat segera mendeteksi potensi krisis likuiditas sebelum menjadi masalah serius.

2. Membantu Evaluasi Kinerja Operasional

Melalui aktivitas operasi dalam laporan, manajemen dapat menilai seberapa efektif bisnis menghasilkan kas dari kegiatan inti usahanya.

Jika arus kas dari aktivitas operasional menunjukkan tren positif, ini menandakan bahwa bisnis berjalan dengan sehat dan mampu membiayai operasional tanpa tergantung pada utang atau investasi.

Sebaliknya, jika kas dari operasi selalu negatif, bisa jadi ada masalah dalam proses penjualan, pengelolaan piutang, atau efisiensi operasional yang perlu segera dievaluasi.

3. Alat Perencanaan dan Pengambilan Keputusan

Data dari laporan sangat berguna untuk menyusun proyeksi keuangan dan merencanakan strategi bisnis jangka pendek maupun jangka panjang.

Misalnya, jika laporan menunjukkan surplus kas yang konsisten, perusahaan bisa mempertimbangkan ekspansi, menambah persediaan, atau melakukan investasi strategis.

Namun, jika arus kas menunjukkan potensi kekurangan dana, perusahaan dapat mengatur ulang prioritas belanja, menunda investasi, atau mencari pendanaan tambahan.

4. Menilai Kemampuan Perusahaan Membayar Dividen dan Utang

Investor dan kreditur sering menggunakan laporan arus kas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pembayaran dividen dan cicilan utang.

Arus kas yang stabil dan positif menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga memiliki ruang untuk berbagi keuntungan atau membayar pinjaman tepat waktu.

Bagi pemilik bisnis, informasi ini penting untuk menjaga reputasi keuangan perusahaan di mata pemberi pinjaman dan pemegang saham.

5. Membantu Mendeteksi Masalah Keuangan Sejak Dini

Laporan arus kas dapat menjadi alat deteksi dini terhadap masalah keuangan yang tidak selalu terlihat dari laporan laba rugi atau neraca. Contohnya, sebuah perusahaan bisa terlihat menguntungkan secara akuntansi, tetapi ternyata memiliki arus kas negatif karena piutang tidak tertagih atau pembengkakan pengeluaran.

Dengan memantau laporan ini secara rutin, perusahaan dapat segera mengambil tindakan korektif sebelum masalah kas memengaruhi kelangsungan bisnis.

Langkah-langkah menyusun laporan arus kas adalah :

1. Kumpulkan Data Keuangan

Langkah pertama yang penting adalah mengakses laporan laba rugi, neraca, dan catatan transaksi kas. Dari sini, kamu bisa mulai mengidentifikasi semua aliran kas masuk dan keluar selama periode pelaporan.

Sebagai tambahan, pastikan kamu memilah data berdasarkan tanggal agar tidak tertukar antar periode. Selain itu, cek ulang setiap transaksi untuk menghindari kesalahan pengklasifikasian.

2. Pilih Metode Pelaporan

Setelah data siap, tentukan metode penyusunan laporan untuk aktivitas operasional: metode langsung atau tidak langsung. Metode ini akan memengaruhi tampilan dan pendekatan dalam menyajikan data kas operasional.

Kalau kamu ingin menyajikan laporan yang lebih detail soal penerimaan dan pengeluaran kas harian, metode langsung lebih cocok. Sementara itu, metode tidak langsung lebih sering dipakai dalam laporan keuangan karena lebih singkat dan efisien.

3. Susun Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Jika menggunakan metode langsung, catat semua penerimaan kas seperti hasil penjualan dan pembayaran pelanggan. Lalu, masukkan semua pengeluaran kas seperti pembayaran gaji, supplier, dan biaya operasional lainnya.

Langkah ini membantu kamu melihat secara transparan dari mana kas berasal dan kemana saja kas dikeluarkan. Hasil akhirnya adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Sementara metode tidak langsung, mulailah dari laba bersih, lalu tambahkan penyusutan, amortisasi, dan biaya non-kas lainnya. Setelah itu, sesuaikan dengan perubahan aset lancar (seperti piutang, persediaan) dan kewajiban lancar (seperti utang usaha).

Dengan metode ini, kamu bisa menelusuri hubungan antara laba bersih dan arus kas riil yang terjadi. Cocok banget buat laporan yang fokus pada performa keuangan secara akuntansi.

4. Susun Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Langkah selanjutnya adalah mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan aset tetap, seperti pembelian atau penjualan mesin, bangunan, dan kendaraan. Transaksi ini menggambarkan seberapa besar perusahaan berinvestasi untuk pertumbuhan jangka panjang.

Tak hanya itu, kamu juga perlu mencatat arus kas yang masuk dari penjualan aset sebagai pendanaan alternatif. Dengan menyusun data ini, kamu bisa melihat apakah perusahaan sedang ekspansi atau justru melepas aset untuk efisiensi.

5. Susun Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Kemudian, masuk ke aktivitas pendanaan yang mencakup penerimaan kas dari pinjaman, penerbitan saham, serta pembayaran dividen dan pelunasan utang. Di sini, kamu bisa menilai bagaimana perusahaan mengelola modalnya.

Transaksi seperti penerbitan saham bisa menunjukkan pertumbuhan, sedangkan pembayaran dividen mencerminkan distribusi laba ke pemilik. Jangan lupa bedakan mana pendanaan dari pihak eksternal dan internal agar lebih jelas.

6. Hitung Arus Kas Bersih

Setelah semua data dari tiga aktivitas dikumpulkan, jumlahkan untuk mendapatkan total arus kas bersih periode tersebut. Ini akan menunjukkan apakah perusahaan mencatat surplus atau defisit kas.

Nilai positif menandakan adanya peningkatan likuiditas, sedangkan nilai negatif perlu dianalisis lebih lanjut. Kombinasi dari tiga aktivitas tadi memberi gambaran menyeluruh tentang posisi keuangan.

7. Tambahkan Saldo Awal Kas

Langkah berikutnya adalah menambahkan saldo awal kas dari periode sebelumnya ke arus kas bersih yang telah dihitung. Hasil akhirnya adalah saldo kas akhir yang tercantum di laporan keuangan.

Saldo akhir ini penting untuk perencanaan keuangan periode berikutnya. Dengan informasi tersebut, kamu bisa mengatur strategi pengeluaran atau investasi ke depan.

8. Review dan Verifikasi

Terakhir, pastikan semua data yang digunakan sudah akurat dan sesuai dengan laporan keuangan lainnya. Lakukan pengecekan ulang untuk memastikan tidak ada transaksi yang terlewat.

Verifikasi ini juga membantu menjaga konsistensi data dan mencegah kesalahan yang bisa berdampak besar. Kalau perlu, libatkan tim keuangan atau auditor internal untuk memastikan laporan benar-benar valid.

Contoh Laporan Arus Kas

Berikut contoh laporan arus kas PT Jaya Abadi disusun menggunakan metode langsung

Informasi Keuangan PT JAYA ABADI

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Penerimaan Kas dari Penjualan : Rp520.000.000

Pembayaran kepada Pemasok    : Rp180.000.000

Pembayaran Gaji Karyawan      : Rp90.000.000

Pembayaran Bunga                    : Rp 15.000.000

Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang: Rp70.000.000

2. Arus Kas Bersih dari Operasi

     = Rp520.000.000 – Rp180.000.000 – Rp90.000.000 – Rp15.000.000 + Rp70.000.000

     = Rp305.000.000

3. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pembelian Peralatan  : Rp120.000.000

Penjualan Aset Tetap : Rp60.000.000

4. Arus Kas Bersih dari Investasi

      = Rp60.000.000 – Rp120.000.000

      = (Rp60.000.000)

5. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Penerimaan Kas dari Penerbitan Saham : Rp180.000.000

Pembayaran Dividen                               : Rp40.000.000

Pelunasan Pinjaman Bank                       : Rp60.000.000

6. Arus Kas Bersih dari Pendanaan

    = Rp180.000.000 – Rp40.000.000 – Rp60.000.000

    = Rp80.000.000

7. Kenaikan/Penurunan Bersih Kas

   = Rp305.000.000 – Rp60.000.000 + Rp80.000.000

   = Rp325.000.000

8. Saldo Kas Awal Tahun

   = Rp90.000.000

9. Saldo Kas Akhir Tahun

  = Rp90.000.000 + Rp325.000.000

  = Rp415.000.000

Tabel Laporan Arus Kas PT Jaya Abadi

Laporan Arus Kas

Demikian materi mengenai laporan keuangan, semoga bermanfaat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar