Selasa, 20 Agustus 2024

ROI (Return On Investment )

Return On Invesment-Salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh setiap pemilik usaha adalah memahami apa itu ROI ( Return On Investment ) atau yang disebut dengan tingkat pengembalian investasi secara keseluruhan dalam usaha yang mereka kerjakan. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang pengertian ROI dan bagaimana cara menghitung ROI serta rumus yang perlu digunakan. Pentingnya memahami ROI ini yaitu karena ROI merupakan tolok ukur dari keuntungan usaha yang  tepat.

Pengertian ROI

Return on investment atau ROI ini merupakan rasio keuntungan dan juga kerugian dari suatu investasi yang kemudian dibandingkan dengan jumlah uang yang diinvestasikan. Simpelnya, pengertian ROI ini adalah persentase profit atau keuntungan  yang dapat diperoleh dari total jumlah aset yang diinvestasikan. Return on investment adalah cara yang cukup efektif untuk melihat efektivitas dari suatu usaha.

Baca Juga : Peluang Usaha

                    Break Event Point

Manfaat ROI

Setelah memahami pengertian ROI  sekarang adalah saatnya untuk memahami  apa saja  manfaat dari return on investment ini:

1. Efisiensi Penggunaan Dana

Manfaat yang pertama dari ROI ini adalah ketika sebuah perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi yang baik, maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa ROI ini bisa mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi, dan juga efisiensi bagian penjualan.

2. Mengetahui Kelemahan Perusahaan

Manfaat yang kedua dari ROI adalah bisa membandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis. Sehingga bisa diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau bahkan di atas rata-rata. Dengan begitu, akan bisa diketahui dimana kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sama/sejenis.

3. Mengukur Profitabilitas dari Perusahaan atau Produk

Manfaat yang ketiga adalah apabila sebuah perusahaan menggunakan product cost system yang baik, maka dari perhitungan modal dan juga biaya bisa dialokasikan pada berbagai macam produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Maka hal itu akan memudahkan dalam menghitung profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan.

4. Sebagai Alat Kontrol

Manfaat yang keempat atau terakhir dari ROI  adalah sebagai alat kontrol untuk melihat bagaimana prospek saat ini. Sehingga dapat memperoleh bayangan terkait langkah apa yang selanjutnya dapat diambil oleh perusahaan.

Cara Menghitung ROI (Return On Investment)

Untuk lebih memahami apa itu ROI, penting untuk memahami bagaimana cara menghitungnya. Perhitungan ROI ini bisa dilakukan dengan rumus yang sederhana. Yakni cukup dengan mengetahui berapa biaya investasi yang harus dikeluarkan dan pendapatan yang akan diterima. Walaupun sederhana, dalam memasukkan angka ke dalam rumus harus lebih teliti. Bisa saja dalam prakteknya, ada perbedaan istilah. Padahal intinya yang dimaksud sama. Di bawah ini adalah rumus yang bisa digunakan untuk menghitung ROI.

ROI= (Pendapatan Investasi-Biaya Investasi)/Biaya Investasi X100%

Selain itu, tentukan pula waktu pengembalian biayanya. Hal itu berguna untuk memberikan batasan terhadap perhitungan yang dilakukan. Perkiraan pendapatan juga bisa diketahui dengan lebih jelas.


Contoh perhitungan ROI

Untuk lebih memperjelas terkait rumus yang sudah disebutkan di atas, maka perlu adanya contoh pengaplikasiannya di suatu kasus. Berikut ini adalah beberapa contoh kasus yang mempunyai kesamaan dengan kasus nyata yang sedang dihadapi, antara lain:

1. Contoh Pertama

Perusahaan A ingin membeli sebuah alat yang bisa melakukan pekerjaan yang awalnya dilakukan 12 pekerja manusia. Harga dari alat tersebut yaitu 250 juta rupiah, sedangkan gaji dari masing-masing pekerja yang ingin dihilangkan tersebut yaitu senilai 3,6 juta rupiah. Untuk menghitung ROI selama satu tahun, maka perhitungannya yaitu Pendapatan investasi adalah besarnya gaji yang bisa dihilangkan. Berarti perhitungannya 12 x 3.600.000 x 12 = Rp518.400.000,-. Sementara biaya investasi adalah harga beli alat, yaitu Rp250.000.000,-.

Baca Juga : Sejarah Mesin Bubut

ROI = (518.400.000-250.000.000)/250.000.000×100%

        = 268.400.000/250.000.000×100%

        = 107,36% atau 1,0736.

Nilai ROI di atas melebihi 100 persen yang artinya dapat menutupi modal yang dikeluarkan terhadap alat tersebut. Hal itu berarti pembelian alat tersebut dapat dipertimbangkan. Sebab, menurut perhitungan ROI, alat tersebut bisa memberikan keuntungan.

2. Contoh Kedua

Perusahaan B melakukan investasi dengan nilai 200 juta rupiah kepada usaha penjualan alat musik. Keuntungan dari penjualan tersebut adalah 280 juta. Dengan demikian perhitungan ROI adalah sebagai berikut:

ROI  = (280.000.000-200.000.000)/200.000.000 x 100%

         = 80.000.000/200.000.000×100 %

         = 40% atau 0,4.artinya keuntungganya adalah 40 %

3. Contoh Ketiga

Perusahaan C mengeluarkan dana senilai 5 juta rupiah untuk mengiklankan produknya. Dari iklan itu, ada banyak respon positif dan 150 diantaranya tertarik untuk membelinya. Perusahaan ini pun mendapatkan hasil penjualan senilai 8 juta rupiah. Disini dapat kita ketahui bahwa pendapatan investasi senilai 8 juta rupiah dan biaya investasinya senilai 5 juta rupiah:

Jika dimasukkan ke dalam rumus, maka:

ROI = (8.000.000-5.000.000)/5.000.000 x 100%

        = 3.000.000/5.000.000×100%

        = 60% atau 0,6. artinya keuntungganya adalah 80%

Demikian penjelasan mengenai pengertian ROI (return on investment) dan bagaimana cara menghitungnya. Semoga Bermanfaat.


Senin, 12 Agustus 2024

BREAK EVENT POINT (BEP)

BEP ( Break Event Point )-salah satu tujuan bisnis adalah untuk mencari keuntungan. salah satu cara untuk menganalisa apakah usaha kita untung atau rugi adalah dengan mengetahui titik impas  dalam usaha. Titik Impas dalam istilah bisnis di kenal dengan nama  BEP. Jadi untuk mengetahui usaha kita rugi atau untung kita harus bisa menganalisa Break Event Point. 

Apakah BEP itu ?

Break Even Point (BEP) adalah suatu titik dimana jumlah pendapatan usaha sudah mampu menutupi seluruh biaya, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel (biaya tidak tetap).

Sebagai contoh, total pengeluaran PT Robert Davis Chaniago bersaudara dalam proses produksi sebesar Rp 100.000.000. Untuk mencapai titik impas (BEP), maka perusahaan harus mampu memperoleh pendapatan sebesar Rp 100.000.000.

  Note: Pendapatan − Pengeluaran = Rp 100.000.000 − Rp 100.000.000 = 0.

Jadi, jika pendapatan perusahaan dikurangi pengeluaran sama dengan nol (0), maka kondisi ini disebut juga dengan Break Even Point (BEP).

Dengan kata lain, usaha tersebut tidak mendapatkan keuntungan maupun mengalami kerugian. Inilah yang Kita kenal dengan istilah Balik Modal atau Titik Impas.

Berikut ini pengertian Break Even Point menurut para ahli : 

 1. V. Wiranata Sujarweni (2017:121)

Titik Impas atau Break Even Point (BEP) adalah suatu kondisi dimana perusahaan dalam usahanya tidak mendapatkan untung maupun tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan ataupun kerugian sama dengan nol. Dapat terjadi titik impas apabila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.

V. Wiranata Sujarweni (2017:121)

2. Dwi Prastowo (2015:158)

Titik impas (break even point) adalah titik dimana total biaya sama dengan total penghasilan. Dengan demikian, pada titik impas tidak ada laba maupun rugi yang diterima oleh perusahaan.

Dwi Prastowo (2015:158)

Lihat juga : Peluang Usaha 

Jadi Ketika sebuah bisnis sudah mengalami / mencapai titik impas sebelum periode berakhir, maka pendapatan dari hasil penjualan berikutnya merupakan laba bagi perusahaan. lebih jelas lihat grafik di bawah ini.

Secara garis besar, Analisis Break Even Point bertujuan untuk membantu manajemen dalam menyusun perencanaan dan strategi serta pengambilan keputusan finansial perusahaan.

Adapun manfaat dari Analisis BEP antara lain:

1. Sebagai acuan dalam merencanakan target laba.

2. Mengukur tingkat volume penjualan yang paling optimal.

3. Manajemen dapat mengetahui jumlah penjualan produk minimum untuk menghindari kerugian.

4. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyesuaikan harga jual yang optimal.

5. Untuk mengestimasi pencapaian target minimum agar tidak menderita kerugian (dalam waktu, seperti bulan).

6. Sebagai acuan untuk mengestimasi minimum penjualan produk untuk mencapati target keuntungan tertentu.

Setelah kita tahu tentang BEP, sekarang kita belajar bagaimana cara menghitung BEP.

Rumus BEP

Terdapat empat komponen perhitungan dasar yang ada dalam rumus BEP, yaitu:

1. Fixed Cost merupakan biaya tetap yang besarannya konstan (tetap) meskipun volume produksi bertambah maupun berkurang dalam batas tertentu. Contohnya biaya gaji karyawan, penyusutan aktiva, sewa, dll.

2. Variabel Cost merupakan biaya tidak tetap yang besarannya berubah-ubah secara proporsional atau sebanding atas setiap peningkatan atau menurunan volume produksi. Contohnya biaya bahan baku dan pengemasan.

3. Revenue merupakan total pendapatan usaha dari hasil penjualan produk / jasa.

4. Profit merupakan laba, yaitu selisih dari total pendapatan dengan total biaya tetap dan biaya variabel.

 Contoh, Tuan Joni memproduksi dan menjual Engsel  dengan detail sebagai berikut :

Biaya Tetap Rp 600.000/tahun

Biaya Variabel Per Unit Produk Rp 15.000/unit

Harga Jual Per Unit Produk Rp 20.000/unit

Pertanyaannya:

1. Berapa BEP dalam Unit ?

2. Berapa BEP dalam Rupiah ?

3. Hitung estimasi waktu untuk mencapai BEP !

4. Jika Tuan Joni mengharapkan laba bersih sebesar Rp 3.000.000/Bulan, berapa unit produk yang harus terjual per bulan ?

Yuk Kita lihat jawaban dan langkah penyelesaiannya.

1 Menghitung BEP Unit

BEP Unit dihitung dengan cara membagi Biaya Tetap (Fixed Cost) dengan selisih antara Harga Jual Per Unit Produk dan Biaya Variabel Per Unit Produk (Variabel Cost).

Jadi…

Cara menghitung BEP Unit:

Q = Rp 600.000 ⁄ (Rp 20.000 − Rp 15.000)

Q = Rp 600.000 ⁄ Rp 5.000

    = 120 Unit

Artinya, untuk mencapai Break Even Point atau Balik Modal, maka Tuan Dwi harus mampu menjual minimal 120 unit engsel per tahun.

2 Menghitung BEP Nominal (Rupiah)

Cara Menghitung BEP Nominal (Rupiah):

P = Rp 600.000 ⁄ (1 − Rp 15.000 ⁄ Rp 20.000)

P = Rp 600.000 ⁄ (1 − 0,75)

    = Rp 600.000 ⁄ 0,25

    = Rp 2.400.000

Hasil BEP Nominal (Rupiah) berguna untuk menunjukkan titik impas untuk total penjualan dalam satuan nominal (rupiah). Artinya, agar tidak merugi, Tuan Joni harus dapat menghasilkan total penjualan engsel sebesar Rp 2.400.000 pertahun.

3 Menghitung Berapa Lama Waktu Mencapai BEP

Dari hasil rumus BEP, Anda bisa mengestimasi berapa lama waktu untuk mencapai titik impas dengan cara membagi BEP unit dengan estimasi penjualan.

Dalam contoh ini, BEP sebesar 120 unit. Jika Tuan Joni mampu menjual 40 unit engsel dalam satu bulan, maka Tuan Joni akan mencapai BEP dalam waktu : 

120 unit ⁄ 40 unit = 3 bulan.

Jadi berapapun total penjualan setelah 3 bulan dalam satu tahun akan menjadi laba bersih untuk usaha Tuan Jonii.

Note: Yang terpenting dalam mengestimasi waktu pencapaian BEP adalah Perhatikan Total Biaya Tetap”. Dalam contoh ini, Total Biaya Tetap sebesar Rp 600.000 untuk satu tahun.

Namun, jika periode Total Biaya Tetap tersebut untuk satu bulan, maka Tuan Joni tidak akan mendapatkan keuntungan, justru mengalami kerugian (dalam contoh ini).

Karena biaya tetap akan selalu ada setiap bulannya. Sementara Tuan Joni hanya mampu menjual 40 unit produk setiap bulannya. Dan itu tidak akan mampu menutupi biaya tetap yang selalu ada.

Untuk kasus yang berbeda ini, setidaknya Tuan Joni harus mampu menjual 120 unit ensel setiap bulannya agar tidak mengalami kerugian.

Dan jika ingin mendapatkan keuntungan, Tuan Joni harus menjual sebanyak-banyaknya yang lebih dari 120 unit.

4 Menghitung Unit Terjual Berdasarkan Target Laba

Identifikasi dahulu, dalam contoh ini:

a. Target laba sebesar Rp 3.000.000/bulan.

b. BEP Unit sebesar 120 unit/tahun.

c. BEP Nominal sebesar Rp 2.400.000/tahun.

d. Harga Jual Per Unit Produk = Rp 20.000.

Jika Tuan Joni hanya mampu menjual 40 unit engsel setiap bulannya, maka dalam setahun total laba bersih = (40 unit × 12 bulan − 120 unit) × Rp 20.000 = Rp 7.200.000 per tahun atau sama dengan Rp 600.000 per bulan.

Masih jauh dari target laba Rp 3.000.000 per bulan.

Nah, untuk memudahkan perhitungan dalam menentukan target penjualan per bulan untuk mendapatkan keuntungan, silahkan gunakan rumus berikut:

Rumus Menghitung Target Penjualan Per Bulan (Rupiah):

Target Laba (Unit) = (Laba yang diharapkan + BEP Nominal) ⁄ Harga Per Unit Produk

karena target laba untuk per bulan, maka data BEP Nominal juga harus per bulan, yaitu Rp 2.400.000 ⁄ 12 bulan = Rp 200.000/bulan.

Langsung saja masukkan data ke dalam rumus. Dalam contoh ini menjadi =(Rp 3.000.000 + Rp 200.000) ⁄ Rp 20.000 = 160 Unit Per Bulan.

Kesimpulannya, dengan menjual 160 unit ensel perbulan, maka Tuan Joni akan mendapatkan laba bersih Rp 3.000.000 per bulan.

Catatan Penjualan produk tidak selalu stabil disetiap bulannya. Anda boleh-boleh saja membuat target laba per tahun. Jadi target laba (unit) pertahun adalah (Rp 36.000.000 + Rp 2.400.000) ⁄ Rp 20.000 = 1920 unit per tahun.

Lihat juga : Sejarah Mesin Bubut

 

 


Senin, 29 Juli 2024

PELUANG USAHA

 Analisis Peluang Usaha,Tujuan dan Metode Analisisnya

contoh bengkel pengelasan

Analisis peluang usaha perlu dilakukan agar usaha Anda nantinya dapat berjalan dengan baik. Ada banyak keuntungan yang bisa Anda dapatkan dengan menganalisis peluang bisnis yang ada. Antara lain yaitu memahami berbagai faktor yang mempengaruhi kesuksesan sebuah usaha, seperti model, risiko, kompetitor, dan lain sebagainya.

1. Apakah Itu Analisis Peluang Usaha?

Analisis peluang usaha adalah sebuah proses mengidentifikasi dan mengevaluasi peluang usaha yang memungkinkan seseorang atau perusahaan mampu mengambil keputusan untuk memulai suatu bisnis ataupun mengembangkannya.

Secara umum, analisis yang ada mencakup 4 komponen penting berikut ini.

1.1. Analisis Pasar / Konsumen

Analisis pasar dilakukan untuk mengetahui kebutuhan dan minat target konsumen, potensi pertumbuhan pasar yang ada. Misalnya Anda tertarik untuk membuka sebuah usaha yang tengah viral karena permintaan pasar saat ini cukup tinggi sehingga memungkinkan untuk memulai usaha tersebut.

1.2. Analisis Kompetitor

Secara garis besar, hampir semua usaha yang ada di dunia ini pasti memiliki kompetitor atau pesaing di industri yang kita pilih. Dengan melakukan analisis peluang usaha melalui pengumpulan data dan strategi yang dilakukan oleh kompetitor, Anda dapat mengetahui kelebihan dan kekurang yang mereka miliki. 

Hal ini dapat menjadi sebuah celah bagi Anda untuk menjadi pemain yang unggul dalam persaingan bisnis. Misalnya Anda berencana untuk membuka usaha catering makanan dimana catering yang ada di daerah Anda belum banyak yang menjalankan sistem pre-order ataupun menjualnya secara online.

1.3. Analisis Keuangan

Analisis peluang usaha erat kaitannya dengan analisis keuangan yang ada pada usaha Anda, mulai dari perhitungan modal, memperkirakan laba yang akan diperoleh, biaya operasional, biaya promosi, dan lain sebagainya.

1.4. Analisis Risiko Bisnis

Risiko bisnis menjadi sebuah tantangan yang pasti akan dihadapi oleh para pebisnis. Dengan melakukan analisis peluang usaha dengan baik Anda dapat meminimalisir berbagai risiko yang mungkin muncul di masa depan dan bilamana ada kejadian tidak terprediksi Anda akan lebih siap untuk menghadapinya.

2. Tujuan Analisis Peluang Usaha

 Analisis peluang usaha memiliki beberapa tujuan yang sangat penting demi keberlangsungan suatu bisnis. Diantaranya sebagai berikut ini.

2.1. Mengidentifikasi Risiko yang Mungkin Terjadi

Dengan membuat analisis peluang usaha, Anda dapat mengidentifikasikan berbagai risiko yang sangat mungkin terjadi kapan saja, sehingga Anda bisa lebih siap untuk menghadapinya dengan kepala dingin.

Beberapa contoh risiko yang ada seperti persaingan yang ketat atau perubahan tren pasar. Dengan membuat sebuah analisa, Anda dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi atau menghindari risiko tersebut.

2.2. Mengidentifikasi Pasar yang Potensial

Dengan melakukan analisis peluang usaha, Anda akan lebih mudah untuk mengidentifikasi pasar yang potensial dan mengetahui kebutuhan serta minat konsumen.

2.3. Mengenali Kompetitor

Setiap bisnis yang ada umumnya memiliki kompetitor di bidang yang serupa. Lewat analisis ini nantinya Anda akan lebih mudah mengenali kompetitor yang Anda miliki, mulai dari variasi produk yang dimiliki, harga yang ditawarkan, strategi pemasaran, sampai dengan unique selling point. 

2.4. Menemukan Celah Bisnis yang Belum Terisi

Analisis peluang usaha memungkinkan Anda untuk menemukan celah bisnis yang belum terisi atau hanya memiliki pesaing yang sedikit, sehingga Anda bisa memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan bisnis Anda.

2.5. Menentukan Strategi Pemasaran

Melakukan analisis peluang usaha dapat membantu Anda untuk membuat strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan target pasar. Dalam membuat strategi pemasaran Anda dapat menerapkan prinsip SMART (Specific, Measurable, Actionable, Relevant, dan Time-bound). Penjelasan detailnya sebagai berikut ini.

Specific    : Target pemasaran harus ditetapkan secara jelas dan spesifik pada 1 tujuan.

Measurable   : Target dapat diukur dengan parameter tertentu.

Actionable / Achievable  : Target yang ada harus bersifat realistis dan memungkinkan untuk dilakukan oleh sumber daya yang ada. 

Relevant    : Target disesuaikan dengan visi dan misi bisnis Anda.

Time-bound   : Terdapat tenggat waktu yang jelas dan dapat ditentukan dari strategi sampai dengan pencapaian.

2.6. Mengevaluasi Produk dan Jasa yang Ditawarkan

Analisis peluang usaha tidak hanya dilakukan saat Anda hendak memulai sebuah bisnis, akan tetapi pada saat produk atau jasa yang Anda miliki sudah masuk ke pasar. 

Dengan melakukan analisa, Anda berkesempatan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap produk atau jasa yang Anda miliki, sehingga Anda bisa terus mengembangkan produk Anda lebih baik lagi dan diterima dengan hangat oleh para konsumen.

Baca juga : Sejarah Mesin Bubut 

3. Metode Analisis Peluang Usaha

Apakah anda tertarik untuk membuat analisis peluang usaha? Metode analisis berikut ini dapat Anda pilih untuk mempermudah dalam proses analisa dan membuat kesimpulan yang tepat.

3.1. Analisa SWOT

Metode pertama yang lazim digunakan untuk membuat analisis peluang usaha adalah analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threat)

Metode ini memungkinkan Anda untuk untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu bisnis. Singkatnya, analisa SWOT dapat membantu Anda untuk memahami posisi bisnis yang tengah berjalan dan menemukan cara untuk memanfaatkan peluang serta mengatasi ancaman.

3.2. Menentukan Target Pasar / Konsumen

Konsumen adalah salah satu bagian paling berpengaruh dalam keberlangsungan bisnis Anda. inilah mengapa Anda perlu menargetkan konsumen yang sesuai dengan bisnis Anda.

Tips Menentukan Target Konsumen

  • Pilih segmentasi pasar yang besar
  • Pertimbangkan untuk memilih target pasar dengan persaingan yang relatif kecil
  • Pilih target pasar yang mudah untuk dijangkau
  • Pilih jenis konsumen dengan kebutuhan yang sesuai dengan produk atau jasa yang Anda tawarkan
  • Pilih konsumen yang sesuai dengan harga produk yang Anda tawarkan

Baca juga:     Setting autoCAD untuk Pemula 

                      Belajar mudah sistem Koordinat pada AutoCAD 

peluang usaha
Peluang Usaha

3.3. Mengidentifikasi Kompetitor (5 Porter)

Metode analisis peluang usaha yang kelima adalah 5 porter’s five forces (lima hal sebelum bersaing) atau yang kerap kali disebut dengan 5 porter.

Metode analisis Porter's Five Forces digunakan untuk mengevaluasi tingkat persaingan dalam suatu pasar. Analisis ini melihat lima faktor utama yang mempengaruhi persaingan di pasar yakni:

Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Ancaman Produk atau Jasa Pengganti (Threat of Substitutes)

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers)

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)

Persaingan dalam Industri Sejenis (Rivalry of Competitors)

3.4. Analisa Strategi Pemasaran dengan 4P

Analisis strategi pemasaran 4P adalah sebuah metode yang seringkali digunakan untuk merancang dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang efektif.

Konsep 4P terdiri dari empat elemen dasar pemasaran seperti yang diuraikan di bawah ini.

Produk (Product): Merupakan barang atau jasa yang akan dipasarkan. Elemen produk meliputi desain produk, kualitas, fitur, merek, dan kemasan. Dalam analisis strategi pemasaran 4P, produk harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasar.

Harga (Price): Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk membeli produk atau jasa. Dalam analisis strategi pemasaran 4P, harga harus disesuaikan dengan nilai produk, permintaan pasar, dan strategi pesaing.

Promosi (Promotion): Promosi adalah kegiatan untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada pasar. Elemen promosi meliputi iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan langsung. Dalam analisis strategi pemasaran 4P, promosi harus dirancang untuk mencapai target pasar yang tepat dan menciptakan kesadaran merek yang kuat.

Tempat (Place): Tempat atau distribusi adalah cara produk atau jasa sampai ke pelanggan. Elemen tempat meliputi saluran distribusi, lokasi toko, dan sistem pengiriman. Dalam analisis strategi pemasaran 4P, tempat harus dipilih dengan cermat untuk mencapai pasar yang tepat dan memaksimalkan keuntungan.

3.5. Analisis PESTLE

Metode analisis peluang usaha berikutnya yakni analisi PESTLE (Political, Economic, Social, Technological, Legal, Environmental) digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang dapat berpengaruh terhadap suatu bisnis.

Beberapa faktor-faktor ada pada analisis ini diantaranya yaitu perubahan politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi bisnis dan membantu seseorang atau perusahaan dalam mengantisipasi perubahan serta menemukan peluang baru.

3.6. Evaluasi

Metode terakhir sekaligus menjadi metode analisis peluang usaha yang tidak boleh Anda lewatkan adalah melakukan evaluasi secara berkala. Tanpa adanya evaluasi akan sulit bagi Anda untuk memiliki bisnis yang sustainable dan mampu bertahan dalam segala kondisi. Pastikan juga untuk selalu up to date terkait tren terkini agar bisnis Anda tidak sepi peminat.

Rabu, 06 Desember 2023

PISAU MODUL RODA GIGI


 

Roda gigi adalah roda yang bertujuan untuk mentransmisikan daya atau putaran . Rodanya dibuat bergerigi dengan bentuk silinder atau kerucut yang saling bersinggungan pada kelilingnya satu dengan yang lain agar jika salah satu diputar maka yang lain akan ikut berputar . Dalam dunia teknik dan industri, roda gigi banyak sekali digunakan sebagai komponen dari suatu mesin. Hampir semua mesin menggunakan roda gigi sebagai salah satu komponennya.

Baca Juga :Jenis Roda Gigi

Untuk membuat roda gigi dapat dilakukan dengan banyak cara, diantaranya dengan di cetak (casting), dengan proses dengan mesin (milling/frais, sekrap/shaper) dan hobbing. Pada proses pembuatan roda gigi dengan mesin milling (Frais) konvensional diperlukan pisau khusus untuk membuat roda gigi yang dinamakan pisau modul roda gigi. Pisau modul ini untuk satu ukuran modul (dalam mm/inch) ada 8 buah pisau yang berbeda bentuk profil roda gigi (evolvente) menurut jumlah gigi yang akan dibuat, kenapa demikian ? Karena profil gigi evolvente untuk setiap jumlah gigi yang berbeda memiliki bentuk yang sedikit berbeda yang menyesuaikan lintasan kontak yang terjadi ketika roda gigi tersebut bekerja/berpasangan. Sangat kelihatan jelas pada roda gigi dengan jumlah gigi yang sedikit dibandingkan dengan jumlah gigi yang banyak, dibawah ini ada 8 kelompok jumlah gigi yang telah terstandar menurut  penomoran internasional (Standar ISO) :

1. Pisau modul nomor 1 digunakan untuk membuat rodagigi dengan jumlah 12-13 gigi

2. Pisau modul nomor 2 digunakan untuk membuat rodagigi dengan jumlah 14-16 gigi

3. Pisau modul nomor 3 digunakan untuk membuat rodagigi dengan jumlah 17-20 gigi

4. Pisau modul nomor 4 digunakan untuk membuat rodagigi dengan jumlah 21-25 gigi

5. Pisau modul nomor 5 digunakan untuk membuat rodagigi dengan jumlah 26-34 gigi

6. Pisau modul nomor 6 digunakan untuk membuat rodagigi dengan jumlah 35-54 gigi

7. Pisau modul nomor 7 digunakan untuk membuat rodagigi dengan jumlah 55-134 gigi

8. Pisau modul nomor 8 digunakan untuk membuat rodagigi dengan jumlah 134 gigi - tak terhingga

 Berikut Kontruksi Pisau Modul sesuai standar ISO :


Baca Juga : Sejarah Mesin Bubut

                    Setting Awal AutoCAD untuk Pemula

Kamis, 03 Agustus 2023

√ 12 JENIS RODA GIGI (Terlengkap)

 

Roda gigi adalah komponen-komponen mesin yang berfungsi antara lain untuk memindahkan daya atau putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, fungsi lainnya adalah untuk memperbesar atau memperkecil  daya atau putaran dan juga bisa untuk merubah arah putaran poros. Roda gigi bisa juga untuk merubah arah porosdan merubah dari gerak rotasi (Putar ) menjadi gerak tranlasi (lurus) atau sebaliknya.

Dengan perkembangan zaman dan tekhnologi jenis-jenis roda gigi berkembang dengan cepat. berikut ini adalah beberapa jenis roda gigi yang saat ini ada :

1.Roda gigi lurus  (spurs gear)


Roda Gigi Lurus merupakan roda gigi yang paling sederhana. Terdiri dari silinder atau piringan dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial/berporos. Ujung dari gigi-gigi tersebut berbentuk lurus dan tersusun paralel terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini hanya dapat dihubungkan secara paralel. Contoh spur ini terdapat di gear box pada mesin bubut.


Baca JugaSejarah Mesin Bubut


2.Roda Gigi Helix (Miring)


Roda gigi heliks adalah roda gigi yang diciptakan untuk menyempurnakan spur gear ( roda gigi lurus). Bentuk ujung dari gigi-giginya tidak paralel terhadap aksis rotasi, melainkan miring pada derajat tertentu. Karena bagian giginya bersudut, maka roda gigi ini terlihat seperti heliks


3.Roda Gigi Helix Ganda


Roda gigi heliks ganda atau roda gigi herringbone muncul karena masalah dorongan aksial (axial thrust) dari roda gigi heliks tunggal. Double helical gear mempunyai dua pasang gigi yang berbentuk V sehingga terlihat seperti dua roda gigi heliks yang disatukan. Hal ini akan membentuk dorongan aksial saling meniadakan. Roda gigi heliks ganda memiliki kerumitan bentuk yang lebih sulit dari roda gigi lainnya


4.Roda Gigi Payung (Bevel Gear)


Roda gigi bevel berbentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di permukaannya. Ketika dua roda gigi bevel bersinggungan, titik ujung kerucut yang imajiner akan berada pada satu titik dan aksis poros yang akan saling berpotongan. Sudut antara kedua roda bisa berapa saja kecuali 0 dan 180 derajat. Roda gigi bevel bisa berbentuk lurus seperti spur ataupun spiral seperti roda gigi heliks. Untuk perbandingan sama  seperti perbandingan antara spur dan roda gigi heliks. Keuntungan Roda Gigi Bevel Spiral (Spiral Bevel Gear) dibandingkan dengan Roda Gigi Bevel, Roda Gigi Bevel Spiral lebih tenang (tidak berisik) dan mampu menahan beban yang lebih besar. Contoh penggunaan bevel gear pada mekanisme pintu air pada sistem irigasi.

5.Roda Gigi Luar dan Roda Gigi Dalam (Internal and External Gear)


Merupakan roda gigi yang gigi-giginya terletak dibagian dalam silinder roda gigi. Berbeda dengan roda gigi eksternal yang memiliki gigi-gigi di luar sillindernya, roda gigi internal tidak akan mengubah arah putarannya. Contoh penerapan roda gigi dalam adalah terdapat di lift di gedung bertingkat.


6.Roda Gigi Hypoid (Hypoid Gear)


Mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang. Dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncur dan menggelinding. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil. Sebenarnya roda gigi hypoid mirip dengan roda gigi bevel, namun kedua aksisnya tidak berpotongan


7.Roda gigi mahkota (Crown Gear)


Roda gigi ini berbentuk roda gigi yang sejajar dan tidak bersudut terhadap aksis. Bentuk giginya mirip seperti mahkota. Roda gigi mahkota ini hanya bisa dipasangkan secara akurat dengan roda gigi bevel atau roda gigi lurus



8.Roda Gigi Cacing (Worm Gear)


Roda gigi cacing menyerupai screw berbentuk batang yang dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu gigi termudah yang digunakan untuk mendapatkan rasio torsi yang tinggi namun kecepatan putar gigi rendah. Pada umumnya, pasangan roda gigi spur atau heliks memiliki rasio maksimum 10:1, sedangkan rasio dari roda gigi cacing sendiri mampu mencapai 500:1. Namun, kerugian dari pemakaian roda gigi cacing adalah adanya gesekan pada roda gigi cacing yang mengakibatkan efisiensi yang rendah sehingga roda gigi harus diberi pelumas

9.Roda gigi cacing globoid (globoid worm gear)


Roda gigi ini adalah penyempurnaan dari roda gigi cacing. Roda gigi cacing globoid Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih besar. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difirensial otomobil



10.Roda Gigi Pinion (Rack and Pinion Gear)


Pasangan roda gigi pinion terdiri atas roda gigi yang disebut dengan pinion dan batang bergerigi yang disebut dengan rack. Perpaduan dari rack dan pinion menghasilkan mekanisme transmisi torsi yang berbeda. Torsi ditransmisikan dari gaya putar menuju gaya translasi ( lurus ) atau sebaliknya. Ketika roda gigi pinion berputar, batang rack akan bergerak lurus. Mekanisme ini digunakan pada berberapa jenis kendaraan untuk mengubah rotasi dan setir kendaraan menjadi pergerakan ke kanan dan ke kiri dari rack sehingga roda berubah arah

11.Roda Gigi Non-Sirkular (Non Circular Gear)


Roda Gigi Non-Sikular dirancang untuk tujuan tertentu. Roda gigi biasa dirancang untuk mengoptimisasikan transmisi daya dengan minim getaran dan keausan, roda gigi non sikular dirancang untuk variasi radio, osilasi, dan sebagainya


12.Roda gigi episiklik (Planetary Gear)


Roda gigi episiklik (planetary gear atau epicyclic gear) adalah kombinasi roda gig yang menyerupai pergerakan planet dan matahari. Roda gigi episiklik digunakan untuk mengubah rasio putaran poros secara aksial, bukan parallel. Contoh penggunaan roda gigi ini pada transmisi otomatis mobil yang menggunakan sistem planetary gear.

Demikian jenis-jenis dari roda gigi. semoga bermanfaat !!

Jumat, 21 Oktober 2022

Mengartel (Knurling) Dengan Mesin Bubut


Knurling atau Mengartel-Mengkartel dengan mesin bubut yaitu proses pembuatan alur/gigi melingkar pada bagian permukaan benda kerja dengan tujuannya agar permukannya tidak licin pada saat dipegang oleh tangan.
Pola Kartel

Bentuk/profil hasil hasil pengkartelan akan mengikuti jenis kartel yang digunakan. ada yang belah ketupat (diamond), lurus, atau miring tergantung gigi kartelnya. 






Hasil Benda yang dikartel

Contoh benda yang di kartel antara lain terdapat pada batang penggores, tangkai palu besi dan pemutar tap Jalu Sepeda BMX dan komponen lain yang memerlukan pemegangnya tidak licin.


Sebelum Proses Mengartel kita harus menentukan dulu diameter dan putaran mesin bubutnya. Mari kita bahas satu persatu :

                                             Baca Juga : 

                            Sejarah Mesin Bubut

                            10 Bagian Utama Mesin Bubut

                            Jenis Pahat Bubut dan Fungsinya

                            * Parameter Pemotongan Mesin Bubut

                            Jenis Pekerjaan Dalam Membubut

1. Diameter Benda Kerja yang di kartel

Pada saat dikartel, benda kerja akan mengembang (membesar) sehingga benda kerja awal sebelum dikartel harus dikurangi supaya hasil benda kerja yang dikartel sesuai dengan ukuran pada gambar kerja. Untuk menentukan Diameter benda kerja yang dikartel dapat menggunakan rumus :

Contoh :

Berapa Diameter yang dibubut utk benda yang dikartel pada gambar dibawah ini jika kisar kartel yang digunakan adalah 2 :


Diketahui :

             D = 40 mm

             Kisar = 2

             Ditanya Dkartel ...?

    Jawab :

    Rumus :     Dkartel     = D - (1/3xKisar kartel)

                                        = 40 - (1/3 x 2)

                                        = 40 - 0,6

                        = 39,4 mm

 Jadi Benda kerja yang dikartel dibuat diameter 39,4 mm supaya nanti hasilnya setelah dikartel menjadi 40 mm.

2. Putaran Mesin pada saat mengkartel

Putaran mesin pada saat mengartel berbeda dengan pada saat membubut normal. Untuk menentukan putaran mesin pada saat mengkartel, kita gunakan rumus :

Contoh : Jika kita membubut normal dengan putaran 300 rpm, maka pada saat mengartel kita gunakan putaran 1/4 x 300 = 75 rpm.

Tujuan putaran mesin pada saat mengartel lebih rendah dari pada putaran mesin pada saat normal adalah agar  roll kartel dan porosnya tidak mendapat beban yang berat dan terjadi gesek yang tinggi.

3. Cara Mengartel

langkah - langkah mengartel dengan mesin bubut :

- Bubut diameter benda kerja sesuai aturan, yakni: Dkartel = D- (1/3xKisar kartel).

- Pasang kartel dengan kuat dan setinggi senter (biasanya pada kartel ada titik untuk setting tinggi pemasangan) sebagaimana pemasangan alat potong pada proses pembubutan lainnya

- Aturlah putaran mesin sesuai aturan, yakni nkartel = ¼ x nnormal.

- Lakukan pengkartelan dimulai pada ujung benda kerja, dengan cara posisi kartel dimiringkan ± 3º-5º

- Gerakkan eretan lintang untuk memberikan pemakanan awal, sehingga roda kartel menekan dengan stabil. Periksa lebih dahulu diameter benda kerja, jika sudah sesuai ukuran pengkartelan bida dilanjutkan jika kurang pemakanan kurang dalam jadi harus di tambah untuk kedalaman pemakanan.

- Jika diameter sudah sesuai ukuran, Lakukan pengkartelan secara otomatis (mesin bubut disetel otomatis untuk eretan memanjang) hingga mencapai panjang yang dikehendaki. Jangan lupa gunakan pendingin pada saat mengkartel

- Netralkan gerakan otomatisnya, dan selanjutnya ukur diameter hasil pengkartelan kembali. Jika diameternya belum mencapai ukuran yang dikehendaki, tambah kedalaman pengkartelan dengan cara penambahan pemakanannya pada spindel mesin masih dalam posisi hidup /berputar. Jangan lupa arah putaran mesinnya tetap sama dan yang perlu dibalik hanya arah gerakkan otomatisnya, yaitu dengan cara mengatur tuas pembalik arah poros pembawa gerakan eretan memanjang ( tuAs ada pada kepala tetap). Selanjutnya lakukan kembali pengkartelan secara otomatis hingga selesai.

Demikian cara mengartel atau knurling dengan mesin bubut. Semoga Bermanfaat !!

Senin, 17 Oktober 2022

MEMBUBUT TIRUS


Membubut Tirus-Membubut tirus adalah proses pembubut yang menghasilkan poros atau lubang dengan diameter yang berbeda pada kedua ujungnya. Proses pembubutannya sama dengan proses pembubutan lurus,hanya disini pahatnya dimiringkan atau benda kerja dimiringkan. Teknik membubut tirus ada 3 cara yaitu :

Baca Juga : Jenis - Jenis Pahat Bubut dan Fungsinya

A. Memiringkan Eretan Atas


Sebelum Membubut tirus dengan Memiringkan eretan atas kita harus menghitung dulu berapa kemiringan eretan atasnya.



Rumus membubut tirus dengan eretan atas adalah : 

Lihat contoh untuk mengitung sudut tirus :


Pada gambar diketahui :

     D= 40 mm

     d= 20 mm

     t= 50 mm

Ditanya  : sudut kemiringan Eretan Atas.

Rumus : tg ά     = D-d/2t

                         = 40 - 20 /2.50

                         = 20/100

                 = 0,2

Nilai 0,2 ini masih dalam hitungan tg ά,belum menunjukkan sudut eretan atas yang kita inginkan.Untuk menentukan sudutnya ( ά ) maka digunakan anti tg-nya atau tg -1. Dan nilai anti tg dari  0,2 adalah 11,3 ⁰. Jadi Kemiringan Eretan Atas adalah 11,3 ⁰.

Untuk mencari nilai dari anti tg atau tg-1 bisa menggunakan beberapa metode yaitu :

1. Tabel logaritma (bisa dibeli di toko buku )

2. Kalkulator Scientific.Caranya adalah setelah ketemu nilai dari tg ά dalam hal ini adalah 0,2 silahkan tekan tombol shift + tg nanti akan ketemu angka 11,3 ⁰.

3. Aplikasi kalkulator yang ada di pc atau laptop.Caranya adalah :

     a. Buka aplikasi Calkulator 

     b. Pada menu yang ada silahkan klik view kemudian klik scientific.

     c. Silahkan hitung nilai tg ά  hingga ketemu.Pada contoh diatas ketemu 0,2.

     d. Klik tombol degrees (DEG) untuk menampilkan hasil dalam satuan derajat.

     e. Tampilan pada kalkulator belum tampil menu tg-1 atau anti tg,yang ada adalah tombol sin,cos tg dll.Untuk menampilkan tombol anti tg silahkan klik tombol Inv atau tombol 2nd,maka akan muncul tombol tg-1.

     f. Klik tombol tg-1 maka akan tampil hasil dari anti tg 0,2 yaitu 11,3⁰

Baca Juga : Parameter Pemotongan Pada Mesin Bubut

B. Menggeser Kepala Lepas / Tail Stock


Sebelum Membubut tirus dengan Menggeser kepala lepas  kita harus menghitung dulu berapa offsetnya atau pergeseran kepala lepasnya. Untuk menghitung pergeseran kepala lepas dapat menggunakan rumus di bawah ini :

Lihat contoh untuk mengitung pergeseran kepala lepas :

            Pada gambar diketahui :

                 D  = 40 mm

                 d  = 20 mm

                 LW = 90 mm

                 LT = 50 mm

        Maka Ditanya offset (pergeseran kepala lepas)

            Rumus :     offset     = (D-d)LW/2LT

                                             = (40 - 20).90 /2.50

                                             = 20.90/100

                                     = 1800/100

                                     = 18 mm

Batas maksimal dari pergeseran kepala lepas adalah 3 % dari panjang keseluruhan benda kerja. Jadi 3/100 x 90 = 2,7 mm. Maka untuk benda kerja seperti pada gambar diatas tidak bisa dikerjakan dengan menggeser kepala lepas / tail stock karena nilai hasil akhir perhitungan tirusnya melebihi batas maksimal.

Baca Juga : Macam - macam pekerjaan dalam membubut

C. Menggunakan Tapper Attachment


Sebelum membubut tirus dengan Tapper attachment kita harus menghitung dulu sudut/pergeseran tapper attahment. Pada dasarnya prinsip pergeseran eretan atas dan pergeseran penghantar taper attachment adalah sama.Oleh karena itu rumus antara keduanya adalah sama dan saya rasa tidak perlu untuk dibahas ulang.Salam Solidarity Forever .Semoga bermanfaat !!.

Kamis, 22 September 2022

AutoCAD Dasar : Mengenal Tools Autocad Basic dan Fungsinya


Mengenal Tools Autocad Basic-Langkah awal yang sangat diperlukan untuk menguasai software Autocad adalah dengan mengenal dan mempelajari berbagai tools dan fungsinya. Meskipun kelihatannya simple, penguasaan tools akan membuat setiap langkah menggambar yang dilakukan dengan software ini jauh lebih mudah.

Baca Juga : Belajar Mudah Sistem Koordinat Pada AutoCAD

Nah, Di artikel ini saya akan mengulas tentang toolbar yang sering digunakan dalam pengerjaan gambar 2D untuk gambar kerja.Berikut merupakan daftar beberapa tools Autocad Basic beserta fungsinya yang harus kita ketahui :

Toolbars Draw Autocad

Toolbar draws berfungsi untuk membuat garis atau huruf pada autocad.

Jenis Toolbars Draw pada AutoCAD :


Nama Tool : Line


Fungsi Tool : Untuk membuat garis lurus 2 titik putus

Command : Ketik Line → enter (ketik L → enter)


Nama Tool : Construction Line


Fungsi Tool : Untuk membuat garis lurus yang tidak terbatas

Command : Ketik xline → enter (ketik xl → enter)


Nama Tool : Polyline


Fungsi Tool : Untuk membuat garis 2d, atau garis combinasi lurus dan lengkung

Command : Ketik Pline → enter (ketik Pl → enter)


Nama Tool : Rectangle


Fungsi Tool : Untuk membuat/menggambar garis segi empat

Command : Ketik Rectang → enter (ketik Rec → enter)


Nama Tool : Circle


Fungsi Tool : Untuk membuat/menggambar garis lingkaran

Command : Ketik Circle → enter (ketik C → enter)


Nama Tool : Polygon


Fungsi Tool : Untuk membuat/menggambar segi lima atau lebih atau segi N beraturan

Command : Ketik Polygon → enter (ketik Pol → enter)


Nama Tool : Arc


Fungsi Tool : Untuk membuat/menggambar garis busur 3 titik putus

Command : Ketik Arc → enter (ketik A → enter)


Nama Tool : Revision Cloud


Fungsi Tool : Untuk membuat/menggambar revisi awan menggunakan polyline

Command : Ketik Revcloud → enter


Nama Tool :Spline


Fungsi Tool : Untuk menciptakan kurva halus atau garis lengkung dekat titik yang ditentukan

Command : Ketik Spline → enter (ketik Spl → enter)


Nama Tool : Ellipse


Fungsi Tool : Untuk membuat/menggambar bentuk oval

Command : Ketik Ellipse → enter (ketik El → enter)


Nama Tool : Ellipse Arc


Fungsi Tool : Untuk membuat/menggambar bentuk oval tidak utuh

Command : Ketik Ellipse → enter (ketik El → enter lalu ketik A → enter)

Nama Tool : Insert Block


Fungsi Tool : Untuk membuat blok atau gambar ke dalam gambar saat ini

Command : Ketik Insert → enter (ketik I → enter)

Nama Tool : Make Block


Fungsi Tool : Untuk membuat definisi blok dari objek yang dipilih

Command : Ketik Block → enter (ketik B → enter)


Nama Tool : Point


Fungsi Tool : Untuk membuat objek titik ganda

Command : Ketik Point → enter (ketik Po → enter)


Nama Tool : Hatch


Fungsi Tool : Untuk mengisi area tertutup atau objek yang dipilih dengan pola atau arsiran

Command : Ketik Hatch → enter (ketik H → enter)


Nama Tool : Gradient


Fungsi Tool : Untuk mengisi area tertutup atau objek yang dipilih dengan mengisi gradien

Command : Ketik Gradient → enter


Nama Tool : Region


Fungsi Tool : Untuk mengubah gambar yang tidak tersambung menjadi satu objek wilayah

Command : Ketik Region → enter (ketik Reg → enter)

Nama Tool : Table


Fungsi Tool : Untuk membuat Tabel

Command : Ketik Table → enter


Nama Tool : Multiline Text


Fungsi Tool : Untuk membuat teks ganda

Command : Ketik Mtext → enter (ketik Mt → enter)

Nama Tool : Add Selected


Fungsi Tool : Untuk memulai perintah menggambar berdasarkan jenis objek yang dipilih

Command : Ketik AddSelected → enter

Baca Juga : Setting Awal AutoCAD untuk pemula


Toolbar Modify AutoCAD


Toolbar Modify berfungsi untuk mengubah atau mengedit dan memodifikasi gambar/garis yang telah dibuat pada autocad.

Jenis Toolbars modify pada AutoCAD :

Nama Tool : Erase


Fungsi Tool : Untuk menghapus objek gambar

Command : Ketik Erase → enter (ketik E → enter)


Nama Tool : Copy


Fungsi Tool : Untuk menggandakan/mengkopi objek gambar

Command : Ketik Copy → enter (ketik Co → enter)


Nama Tool : Mirror


Fungsi Tool : Untuk menduplikat objek yang dipilih menjadi arah berlawanan atau sepeti fungsi cermin (mirror)

Command : Ketik Mirror → enter (ketik Mi → enter)


Nama Tool : Offset


Fungsi Tool : Untuk menciptakan lingkaran konsentris, garis sejajar, dan kurva paralel

Command : Ketik Offset → enter (ketik O → enter)


Nama Tool : Rectangular Array


Fungsi Tool : mendistribusikan salinan objek ke dalam setiap kombinasi baris, kolom, dan level

Command : Ketik Array → enter (ketik Ar → enter)


Nama Tool : Move


Fungsi Tool : Untuk memindahkan objek gambar

Command : Ketik Move → enter (ketik M → enter)


Nama Tool : Rotate


Fungsi Tool : Untuk memutar objek gambar di sekitar titik dasar

Command : Ketik Rotate → enter (ketik Ro → enter)


Nama Tool : Scale


Fungsi Tool : Untuk membesarkan atau mengecilkan objek gambar/menskala

Command : Ketik Scale → enter (ketik Sc → enter)


Nama Tool : Stretch


Fungsi Tool : Untuk melonggarkan dengan seleksi window atau poligon

Command : Ketik Stretch → enter (ketik S → enter)


Nama Tool : Trim


Fungsi Tool : Untuk memotong object dari sisi satu ke sisi lain

Command : Ketik Trim → enter (ketik Tr → enter)


Nama Tool : Extend


Fungsi Tool : Untuk memperpanjang objek ke sisi objek yang sudah di seleksi/kebalikan dari trim

Command : Ketik Extend → enter (ketik Ex → enter)


Nama Tool : Break At Point


Fungsi Tool : Untuk memotong objek yang dipilih pada satu titik

Command :-


Nama Tool : Break


Fungsi Tool : Untuk memotong objek yang dipilih pada dua titik

Command : Ketik Break → enter (ketik Br → enter)


Nama Tool : Join


Fungsi Tool : Untuk menggabungkan titik akhir garis menjadi satu garis

Command : Ketik Join → enter (ketik J → enter)


Nama Tool : Chamfer


Fungsi Tool : Untuk membuat garis miring pada sudut object / membuat champer

Command : Ketik Chamfer → enter (ketik Cha → enter)

Nama Tool : Fillet


Fungsi Tool : Untuk membuat garis lengkung pada sudut object / membuat radius

Command : Ketik Fillet → enter (ketik F → enter)


Nama Tool : Blend Curves


Fungsi Tool : Untuk membuat garis singgung atau halus antara titik akhir dari dua kurva terbuka

Command : Ketik Blend → enter

Nama Tool : Explode


Fungsi Tool : Untuk memecah single objek yang join menjadi tidak join

Command : Ketik Explode → enter


Demikian materi untuk toolbar dasar pada Autocad untuk pemula, Semoga bermanfaat !