Selasa, 30 September 2025

LAPORAN KEUANGAN

 Definisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah alat komunikasi yang menyampaikan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang membutuhkan laporan tersebut, semisal investor, kreditor, dan manajemen perusahaan. 

Berikut ini adalah pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli/sumber:

1. Menurut Kasmir: Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan saat ini atau di masa depan, bertujuan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. 

2. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia: Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan, yang semuanya merupakan bagian integral dari laporan keuangan. 

3. Menurut Farid dan Susanto: Laporan keuangan adalah informasi yang diharapkan dapat membantu pengguna dalam membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial.

jadi, dapat disimpulkan laporan keuangan adalah daftar yang disusun pada akhir periode pembukuan yang dapat menggambarkan hasil kegiatan selama suatu periode pembukuan serta posisi keuangan pada akhir periode akuntansi.

Laporam Keuangan yang akan kita pelajari terdiri dari :

A. Neraca Laporan

Neraca Laporan atau Balanced Sheet adalah  dokumen keuangan yang menyajikan informasi mengenai jumlah aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini penting untuk memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan kepada pihak internal seperti manajemen dan karyawan, serta pihak eksternal seperti investor dan kreditor.

Komponen Utama Laporan Neraca

Laporan neraca terdiri dari tiga komponen utama:

1.Aset: Merupakan semua sumber daya yang dimiliki perusahaan, yang dapat dibagi menjadi dua kategori:

  • Aset Lancar: Aset yang dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun, seperti kas, piutang, dan persediaan.
  • Aset Tetap: Aset yang memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, seperti gedung, peralatan, dan kendaraan.

2. Kewajiban: Utang atau kewajiban perusahaan kepada pihak lain, yang juga dibagi menjadi dua kategori:

  • Kewajiban Jangka Pendek: Utang yang harus dibayar dalam waktu satu tahun.
  • Kewajiban Jangka Panjang: Utang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, seperti pinjaman bank.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah komponen ketiga dari laporan neraca. Ekuitas adalah selisih antara total aktiva dengan total kewajiban. Ekuitas juga dapat diartikan sebagai modal pemilik atau modal sendiri. Ekuitas terdiri dari modal saham, laba ditahan, dan laba rugi.

  • Modal saham adalah modal yang disetor oleh pemilik perusahaan. 
  • Laba ditahan adalah laba yang belum dibagikan kepada pemegang saham. 
  • Laba rugi adalah selisih antara pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu.

Fungsi dan Manfaat Laporan Neraca

1. Memberikan Gambaran Posisi Keuangan: Laporan neraca memberikan informasi yang jelas tentang kesehatan finansial perusahaan pada waktu tertentu, membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. 

2. Analisis Kinerja: Dengan membandingkan laporan neraca dari periode ke periode, perusahaan dapat menganalisis perkembangan kinerja keuangan dan membuat strategi yang lebih baik untuk masa depan. 

3. Menunjukkan Stabilitas Keuangan: Laporan ini membantu investor dan kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya. 

Dengan memahami laporan neraca, pemilik usaha, manajer, dan investor dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan pengelolaan keuangan dan investasi di perusahaan.

Cara Membuat Laporan Neraca Keuangan

Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu kamu ikuti.

1. Mengumpulkan Data Keuangan

Sebelum menyusun laporan, kamu perlu mengumpulkan data yang relevan terkait aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Data ini biasanya berasal dari catatan akuntansi atau laporan keuangan lainnya yang sudah terorganisir.

2. Menyusun Aset

Pertama-tama  dengan mencatat semua aset perusahaan. Bagi aset menjadi dua kategori: aset lancar dan aset tetap. Aset lancar mencakup kas, piutang usaha, dan persediaan, sementara aset tetap mencakup properti, peralatan, dan aset lainnya yang memiliki umur lebih dari satu tahun.

3. Mencatat Kewajiban

Selanjutnya, catat semua kewajiban perusahaan, baik jangka pendek (kewajiban lancar) maupun jangka panjang (kewajiban jangka panjang). Kewajiban lancar mencakup utang dagang dan utang jangka pendek lainnya, sedangkan kewajiban jangka panjang meliputi pinjaman dan obligasi.

4. Menghitung Ekuitas

Ekuitas adalah selisih antara total aset dan kewajiban. Ini mencerminkan nilai perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham. Ekuitas biasanya terbagi menjadi saham disetor dan laba ditahan.

5. Menyusun Laporan Neraca

Setelah data dikumpulkan, susun laporan neraca dengan format yang sesuai. Laporan neraca biasanya terdiri dari tiga bagian: aset, kewajiban, dan ekuitas. Pastikan bahwa jumlah total aset sama dengan jumlah total kewajiban ditambah ekuitas (Prinsip dasar akuntansi: Aset = Kewajiban + Ekuitas).

6. Verifikasi dan Koreksi

Periksa kembali laporan neraca untuk memastikan semua data sudah akurat. Lakukan koreksi jika ditemukan kesalahan agar laporan keuangan yang dihasilkan tepat dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

7. Sajikan Laporan

Laporan neraca yang sudah selesai dapat disajikan dalam laporan tahunan atau diserahkan kepada pihak yang berkepentingan seperti investor, manajemen, atau auditor.

Contoh Laporan Neraca dapat dilihat pada gambar tabel di bawah ini:

Laporan Neraca

Penjelasan:

*Aset lancar mencakup kas, piutang usaha, dan persediaan yang diharapkan dapat dicairkan atau digunakan dalam waktu kurang dari satu tahun.

*Aset tetap mencakup properti dan peralatan yang digunakan untuk operasional jangka panjang perusahaan, seperti tanah, bangunan, dan mesin.

*Kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dibayar dalam waktu kurang dari satu tahun, seperti utang usaha dan utang pajak.

*Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, seperti pinjaman dan obligasi.

*Ekuitas mencerminkan hak pemilik atas aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban. Ini termasuk modal yang disetor dan laba yang ditahan.

Dalam laporan neraca, total Aset harus selalu sama dengan total Kewajiban + Ekuitas, sesuai dengan prinsip dasar akuntansi yang berlaku: Aset = Kewajiban + Ekuitas.

Apa itu Break Event Point dalam berwirausaha ?

B. Laporan Rugi/Laba

Laporan Rugi/Laba atau Incomed Statement  adalah laporan keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan dalam periode tertentu. Laporan ini mencakup pendapatan, biaya, dan laba atau rugi yang dihasilkan perusahaan. Laporan laba rugi penting untuk investor, kreditur, dan manajemen karena memberikan gambaran tentang profitabilitas perusahaan dan membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Laporan ini biasanya disusun pada akhir periode akuntansi dan dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya untuk menilai tren keuangan perusahaan

Fungsi dan Manfaat Laporan Laba Rugi

Manfaat dari laporan laba rugi, adalah:

1.Mengevaluasi kinerja perusahaan. Anda dapat melihat peningkatan pendapatan atau kerugian yang didapat oleh perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan untuk bisa berkembang dan tetap bisa menghadapi persaingan.

2.Mengembangkan perusahaan. Anda sebagai pemilik perusahaan dapat menilai pengeluaran-pengeluaran yang efektif dan tidak.

3.Menilai risiko. Risiko dalam setiap bisnis pasti ada, jadi tugas Anda yang penting adalah meminimalkan risiko yang bisa saja terjadi tanpa dugaan sebelumnya.

4.Tolak ukur perusahaan, memacu  kinerja perusahaan sehingga perusahaan dapat bersaing dengan pesaing di pasar.

5.Menganalisis strategi perusahaan, apakah strategi yang dipilih dapat membuat perusahaan menghasilkan pendapatan yang maksimal di setiap bulannya atau malah sebaliknya strategi yang dipilih tidak cocok.

6.Profil Perusahaan. Investor maupun pemegang saham tentu saja tidak mau memilih perusahaan dengan profil yang buruk untuk menginvestasikan uangnya.

Komponen Utama Laporan Laba Rugi

1. Pendapatan:

Pendapatan merupakan total uang yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan operasional dan non-operasional. Pendapatan operasional berasal dari penjualan produk atau jasa, sedangkan pendapatan non-operasional bisa berasal dari sumber lain seperti bunga atau sewa. 

2. Beban:

Beban adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional perusahaan. Beban ini dibagi menjadi dua kategori: beban operasional (biaya yang terkait langsung dengan produksi dan penjualan) dan beban non-operasional (biaya yang tidak terkait langsung dengan kegiatan utama perusahaan). 

3.Laba Kotor:

Laba kotor dihitung dengan mengurangkan harga pokok penjualan (HPP) dari pendapatan. Ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualannya. 

4.Laba Sebelum Pajak:

Ini adalah laba yang diperoleh sebelum dikurangi pajak. Laba sebelum pajak memberikan gambaran tentang profitabilitas perusahaan sebelum kewajiban pajak diperhitungkan. 

5.Laba Bersih:

Laba bersih adalah hasil akhir setelah semua beban, termasuk pajak, dikurangkan dari total pendapatan. Ini adalah indikator utama dari kinerja keuangan perusahaan. 

6. Kerugian:

Kerugian mencakup biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan di luar bisnis utama, seperti penjualan aset yang merugi atau biaya hukum.

Ada dua jenis laporan rugi laba perusahaan, yaitu :

1. Laporan Laba Rugi Single Step

Catatan laba rugi single step (single-step income statement) adalah salah satu bentuk income statement yang paling sederhana dan mudah dipahami.

Laporan ini menunjukkan jumlah pendapatan dan biaya secara keseluruhan, tanpa memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu.

Berikut ini adalah format umum dari laporan tentang laba rugi single step:

Pendapatan    : Total pendapatan

Biaya             : Total biaya

Laba Bersih   : Total pendapatan (pendapatan + keuntungan) – total biaya (beban + kerugian)

Dalam laporan ini, semua pendapatan dijumlahkan dan diurutkan dalam satu kolom, sedangkan semua biaya juga dijumlahkan dan diurutkan dalam satu kolom yang berbeda. Setelah itu, total biaya dikurangi dari total pendapatan untuk menghitung laba bersih. Meskipun catatan laba rugi single step lebih mudah dipahami, namun karena tidak memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu, laporan ini kurang memberikan informasi yang cukup detail. Oleh karena itu, pembukuan laba rugi multi step sering kali lebih umum digunakan, karena dapat memberikan informasi yang lebih terperinci tentang kinerja keuangan perusahaan.

Contoh laporan laba rugi single step adalah seperti di bawah ini :

Laporan L/R Single Step

2. Laporan Laba Rugi Multiple Step

Pembukuan laba rugi multiple step (multiple-step income statement) adalah salah satu bentuk laporan dari laba rugi yang lebih rinci dan terperinci.

Laporan ini memisahkan antara jenis pendapatan dan biaya tertentu menjadi beberapa kategori, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih detail mengenai kinerja keuangan perusahaan.

Berikut adalah contoh format umum dari laporan income statement multiple step:

Pendapatan   :  Penjualan kotor Potongan penjualan Penjualan bersih

Biaya       : Biaya pokok penjualan Biaya operasional Pendapatan bunga Biaya bunga Biaya pajak

Laba Bersih : Total pendapatan – total biaya

Dalam laporan ini, pendapatan dihitung dalam beberapa kategori seperti penjualan kotor, potongan penjualan, dan penjualan bersih. Sedangkan biaya dibagi menjadi beberapa kategori seperti biaya pokok penjualan, biaya operasional, pendapatan bunga, biaya bunga, dan biaya pajak. Setelah itu, semua kategori biaya dijumlahkan dan dikurangi dari pendapatan bersih untuk menghitung laba bersih. Dengan menggunakan catatan laba rugi multiple step, perusahaan dapat memperoleh informasi yang lebih rinci tentang kinerja keuangan mereka, termasuk dalam hal margin laba kotor, margin laba operasional, dan laba bersih. Informasi ini dapat membantu manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang lebih tepat dan membantu investor untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan secara lebih terperinci.

Contoh laporan Laba Rugi Multi Step untuk produk barang seperti di bawah ini :

Laporan L/R Multi Step Produk Barang

Contoh laporan Laba Rugi Multi Step untuk produk Jasa seperti di bawah ini :

Laporan L/R Multi Step Produk Jasa

C. Laporan Penambahan/Perubahan Modal

Laporan Penambahan Modal atau ekuitas (Stetement of changes in capital) adalah laporan yang berisi informasi mengenai perubahan modal akibat penambahan dan pengurangan laba atau rugi dan transaksi keuangan pemilik modal. Perubahan modal di dalam laporan keuangan ekuitas diperoleh dari selisih antara penambahan jumlah modal awal dan laba atau rugi, dengan jumlah penarikan modal.

Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laporan perubahan modal adalah suatu laporan mengenai perubahan modal suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu sehingga laporan ini dikeluarkan untuk menjelaskan adanya peningkatan atau penurunan aktiva bersih dan kekayaan selama periode yang ditentukan perusahaan, misalnya dalam periode bulan atau tahun.

Fungsi pembuatan laporan perubahan ekuitas:

  1. Menyatakan adanya perubahan modal dalam suatu kurun periode dengan nominal yang tertulis jelas secara tepat dan akurat.
  2. Mendukung laporan keuangan yang juga termasuk di dalamnya ada laporan laba-rugi, neraca, dan laporan keuangan.
  3. Menjadi acuan perusahaan dalam mengambil keputusan strategi bisnis di masa depan.
  4. Memberikan informasi yang membantu para investor dalam memperkirakan jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas pada masa depan yang berasal dari pembagian dividen.
  5. Memberikan informasi pada para analis keuangan untuk memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi perubahan ekuitas pada perusahaan.

Komponen dalam Laporan Perubahan Ekuitas

Ada beberapa komponen penting dalam menyusun laporan perubahan ekuitas, yaitu modal awal, pengaruh dari kebijakan akuntansi, pengaruh koreksi kesalahan periode sebelumnya, saldo yang disajikan lagi, perubahan dari modal saham, dividen, laba rugi pada periode terkait, perubahan dalam cadangan revaluasi, keuntungan dan kerugian lain, serta saldo akhir.

1. Modal Awal

Modal awal adalah saldo akhir dari laporan keuangan periode sebelumnya. Modal awal tidak disesuaikan karena koreksi kesalahan pada periode yang sebelumnya serta diperbaiki pada periode berjalan.

2. Pengaruh dari Perubahan Kebijakan Akuntansi

Penyesuaian diperlukan pada cadangan pemegang saham di awal periode laporan komparatif untuk menyajikan ekuitas awal ke jumlah yang ditentukan pada kebijakan akuntansi baru.

3. Pengaruh Koreksi Kesalahan Periode Sebelumnya

Efek koreksi kesalahan periode sebelumnya harus disajikan secara terpisah sebagai bentuk penyesuaian.

4. Saldo yang Disajikan Kembali

Ekuitas yang dapat diberikan kepada pemegang saham pada awal periode komparatif setelah penyesuaian karena adanya perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan periode sebelumnya.

5. Perubahan dari Modal Saham

Dalam periode terkait, modal saham perlu ditambahkan di dalam laporan perubahan ekuitas. Penukaran saham perlu dikurangi dalam laporan. Efek penerbitan serta pelunasan saham perlu disajikan terpisah sebagai cadangan modal saham serta cadangan premi saham.

6. Dividen

Pembayaran dividen perlu dikurangkan dari ekuitas pemegang saham. Ini karena dividen adalah distribusi kekayaan yang dapat diatribusi pada tiap-tiap pemegang saham.

7. Laba Rugi Pada Periode Terkait

Laba dan rugi yang diatribusi pada pemegang saham selama periode yang tercantum dalam laporan laba rugi.

8. Perubahan dalam Cadangan Revaluasi

Perubahan dalam cadangan revaluasi perlu disajikan dalam laporan selama hal ini diakui di luar laporan laba rugi. Sebab, pembalikan rugi penurunan nilai sebelumnya tidak disajikan terpisah pada laporan perubahan ekuitas karena sudah dimasukkan pada laba rugi periode terkait.

9. Keuntungan dan Kerugian Lain

Keuntungan dan kerugian lain yang tidak diakui pada laporan laba rugi, dapat disajikan dalam laporan perubahan modal laiknya keuntungan serta kerugian aktuarial akibat penerapan nilai tukar, pajak biaya masuk, dan sebagainya.

10. Saldo Akhir

Saldo cadangan ekuitas dari pemegang saham di akhir periode pelaporan seperti yang terlihat pada laporan posisi keuangan.

Contoh Laporan Perubahan Modal

Laporan Perubahan Modal

Baca Juga : Media Pemasaran Produk

 Menghitung Biaya Produksi

D. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas atau Cast Flow Statement adalah laporan keuangan yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai dalam suatu periode. Laporan ini membantu pemilik bisnis memahami kondisi kas secara nyata, bukan hanya berdasarkan keuntungan di atas kertas. Dengan laporan arus kas, perusahaan dapat merencanakan pembayaran, investasi, hingga menghindari risiko kekurangan dana.

Fungsi utama laporan arus kas adalah:

1. Menunjukkan Kesehatan Likuiditas Perusahaan

Laporan arus kas memberikan gambaran nyata tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek menggunakan kas yang tersedia.

Berbeda dari laporan laba rugi yang bisa menunjukkan keuntungan namun belum tentu didukung oleh kas, laporan ini memperlihatkan apakah perusahaan benar-benar memiliki cukup dana untuk membayar utang, gaji karyawan, atau membeli persediaan.

Dengan melihat saldo kas dan aliran kas operasional, manajemen dapat segera mendeteksi potensi krisis likuiditas sebelum menjadi masalah serius.

2. Membantu Evaluasi Kinerja Operasional

Melalui aktivitas operasi dalam laporan, manajemen dapat menilai seberapa efektif bisnis menghasilkan kas dari kegiatan inti usahanya.

Jika arus kas dari aktivitas operasional menunjukkan tren positif, ini menandakan bahwa bisnis berjalan dengan sehat dan mampu membiayai operasional tanpa tergantung pada utang atau investasi.

Sebaliknya, jika kas dari operasi selalu negatif, bisa jadi ada masalah dalam proses penjualan, pengelolaan piutang, atau efisiensi operasional yang perlu segera dievaluasi.

3. Alat Perencanaan dan Pengambilan Keputusan

Data dari laporan sangat berguna untuk menyusun proyeksi keuangan dan merencanakan strategi bisnis jangka pendek maupun jangka panjang.

Misalnya, jika laporan menunjukkan surplus kas yang konsisten, perusahaan bisa mempertimbangkan ekspansi, menambah persediaan, atau melakukan investasi strategis.

Namun, jika arus kas menunjukkan potensi kekurangan dana, perusahaan dapat mengatur ulang prioritas belanja, menunda investasi, atau mencari pendanaan tambahan.

4. Menilai Kemampuan Perusahaan Membayar Dividen dan Utang

Investor dan kreditur sering menggunakan laporan arus kas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pembayaran dividen dan cicilan utang.

Arus kas yang stabil dan positif menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga memiliki ruang untuk berbagi keuntungan atau membayar pinjaman tepat waktu.

Bagi pemilik bisnis, informasi ini penting untuk menjaga reputasi keuangan perusahaan di mata pemberi pinjaman dan pemegang saham.

5. Membantu Mendeteksi Masalah Keuangan Sejak Dini

Laporan arus kas dapat menjadi alat deteksi dini terhadap masalah keuangan yang tidak selalu terlihat dari laporan laba rugi atau neraca. Contohnya, sebuah perusahaan bisa terlihat menguntungkan secara akuntansi, tetapi ternyata memiliki arus kas negatif karena piutang tidak tertagih atau pembengkakan pengeluaran.

Dengan memantau laporan ini secara rutin, perusahaan dapat segera mengambil tindakan korektif sebelum masalah kas memengaruhi kelangsungan bisnis.

Langkah-langkah menyusun laporan arus kas adalah :

1. Kumpulkan Data Keuangan

Langkah pertama yang penting adalah mengakses laporan laba rugi, neraca, dan catatan transaksi kas. Dari sini, kamu bisa mulai mengidentifikasi semua aliran kas masuk dan keluar selama periode pelaporan.

Sebagai tambahan, pastikan kamu memilah data berdasarkan tanggal agar tidak tertukar antar periode. Selain itu, cek ulang setiap transaksi untuk menghindari kesalahan pengklasifikasian.

2. Pilih Metode Pelaporan

Setelah data siap, tentukan metode penyusunan laporan untuk aktivitas operasional: metode langsung atau tidak langsung. Metode ini akan memengaruhi tampilan dan pendekatan dalam menyajikan data kas operasional.

Kalau kamu ingin menyajikan laporan yang lebih detail soal penerimaan dan pengeluaran kas harian, metode langsung lebih cocok. Sementara itu, metode tidak langsung lebih sering dipakai dalam laporan keuangan karena lebih singkat dan efisien.

3. Susun Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Jika menggunakan metode langsung, catat semua penerimaan kas seperti hasil penjualan dan pembayaran pelanggan. Lalu, masukkan semua pengeluaran kas seperti pembayaran gaji, supplier, dan biaya operasional lainnya.

Langkah ini membantu kamu melihat secara transparan dari mana kas berasal dan kemana saja kas dikeluarkan. Hasil akhirnya adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi.

Sementara metode tidak langsung, mulailah dari laba bersih, lalu tambahkan penyusutan, amortisasi, dan biaya non-kas lainnya. Setelah itu, sesuaikan dengan perubahan aset lancar (seperti piutang, persediaan) dan kewajiban lancar (seperti utang usaha).

Dengan metode ini, kamu bisa menelusuri hubungan antara laba bersih dan arus kas riil yang terjadi. Cocok banget buat laporan yang fokus pada performa keuangan secara akuntansi.

4. Susun Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Langkah selanjutnya adalah mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan aset tetap, seperti pembelian atau penjualan mesin, bangunan, dan kendaraan. Transaksi ini menggambarkan seberapa besar perusahaan berinvestasi untuk pertumbuhan jangka panjang.

Tak hanya itu, kamu juga perlu mencatat arus kas yang masuk dari penjualan aset sebagai pendanaan alternatif. Dengan menyusun data ini, kamu bisa melihat apakah perusahaan sedang ekspansi atau justru melepas aset untuk efisiensi.

5. Susun Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Kemudian, masuk ke aktivitas pendanaan yang mencakup penerimaan kas dari pinjaman, penerbitan saham, serta pembayaran dividen dan pelunasan utang. Di sini, kamu bisa menilai bagaimana perusahaan mengelola modalnya.

Transaksi seperti penerbitan saham bisa menunjukkan pertumbuhan, sedangkan pembayaran dividen mencerminkan distribusi laba ke pemilik. Jangan lupa bedakan mana pendanaan dari pihak eksternal dan internal agar lebih jelas.

6. Hitung Arus Kas Bersih

Setelah semua data dari tiga aktivitas dikumpulkan, jumlahkan untuk mendapatkan total arus kas bersih periode tersebut. Ini akan menunjukkan apakah perusahaan mencatat surplus atau defisit kas.

Nilai positif menandakan adanya peningkatan likuiditas, sedangkan nilai negatif perlu dianalisis lebih lanjut. Kombinasi dari tiga aktivitas tadi memberi gambaran menyeluruh tentang posisi keuangan.

7. Tambahkan Saldo Awal Kas

Langkah berikutnya adalah menambahkan saldo awal kas dari periode sebelumnya ke arus kas bersih yang telah dihitung. Hasil akhirnya adalah saldo kas akhir yang tercantum di laporan keuangan.

Saldo akhir ini penting untuk perencanaan keuangan periode berikutnya. Dengan informasi tersebut, kamu bisa mengatur strategi pengeluaran atau investasi ke depan.

8. Review dan Verifikasi

Terakhir, pastikan semua data yang digunakan sudah akurat dan sesuai dengan laporan keuangan lainnya. Lakukan pengecekan ulang untuk memastikan tidak ada transaksi yang terlewat.

Verifikasi ini juga membantu menjaga konsistensi data dan mencegah kesalahan yang bisa berdampak besar. Kalau perlu, libatkan tim keuangan atau auditor internal untuk memastikan laporan benar-benar valid.

Contoh Laporan Arus Kas

Berikut contoh laporan arus kas PT Jaya Abadi disusun menggunakan metode langsung

Informasi Keuangan PT JAYA ABADI

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Penerimaan Kas dari Penjualan : Rp520.000.000

Pembayaran kepada Pemasok    : Rp180.000.000

Pembayaran Gaji Karyawan      : Rp90.000.000

Pembayaran Bunga                    : Rp 15.000.000

Penerimaan Kas dari Pelunasan Piutang: Rp70.000.000

2. Arus Kas Bersih dari Operasi

     = Rp520.000.000 – Rp180.000.000 – Rp90.000.000 – Rp15.000.000 + Rp70.000.000

     = Rp305.000.000

3. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Pembelian Peralatan  : Rp120.000.000

Penjualan Aset Tetap : Rp60.000.000

4. Arus Kas Bersih dari Investasi

      = Rp60.000.000 – Rp120.000.000

      = (Rp60.000.000)

5. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Penerimaan Kas dari Penerbitan Saham : Rp180.000.000

Pembayaran Dividen                               : Rp40.000.000

Pelunasan Pinjaman Bank                       : Rp60.000.000

6. Arus Kas Bersih dari Pendanaan

    = Rp180.000.000 – Rp40.000.000 – Rp60.000.000

    = Rp80.000.000

7. Kenaikan/Penurunan Bersih Kas

   = Rp305.000.000 – Rp60.000.000 + Rp80.000.000

   = Rp325.000.000

8. Saldo Kas Awal Tahun

   = Rp90.000.000

9. Saldo Kas Akhir Tahun

  = Rp90.000.000 + Rp325.000.000

  = Rp415.000.000

Tabel Laporan Arus Kas PT Jaya Abadi

Laporan Arus Kas

Demikian materi mengenai laporan keuangan, semoga bermanfaat !

Jumat, 19 September 2025

✔ 20 Jenis Pisau Frais terlengkap (dengan gambar)


 Pisau Frais - Dalam pemgoperasian mesin Frais ada banyak sekali  pisau frais yang  digunakan. Masing-masing pisau frais tersebut memiliki bentuk dan fungsi berbeda-beda. Tetapi sebelum kita pembahasnya lebih lanjut, kita bahas terlebih dahulu apakah yang dimaksud pisau frais?. 

Pisau frais yaitu alat potong yang dipasang pada mesin frais yang fungsinya untuk menyayat atau memotong benda kerja.

Berikut ini 20 jenis pisau frais yang sering digunakan lengkap dengan gambarnya :

1. Pisau frais mantel (plain milling cutter/ helical milling cutter)

Pisau Frais Mantel

Pisau frais jenis ini digunakan untuk mengefrais bidang yang lebar dan rata. Menurut arah mata sayatnya, pisau ini terbagi menjadi dua jenis. Yaitu pisau frais mantel helix kanan dan helix kiri.

Arah pemakanan pisau frais terhadap benda kerja disesuaikan dengan arah mata potongnya, yaitu berlawanan dengan arah mata potong. Menurut tingkat kekerasan benda kerja yang akan difrais, pisau ini terbagi menjadi tiga jenis. yaitu :

a. Pisau mantel H (keras)

Pisau Frais Mantel Keras

Pisau yang mempunyai sudut potong 81° dan jarak antar gigi pisau dekat. Jenis pisau ini digunakan untuk pengefraisan baja karbon sedang.

b. Pisau mantel N (sedang)

Pisau Frais Mantel Sedang

Pisau yang mempunyai  sudut potong 73° dan jarak antar gigi pisau sedang. Jenis pisau ini digunakan untuk pengefraisan baja karbon rendah atau baja lunak.

c. Pisau mantel W (lunak)

Pisau Frais Mantel Lunak

Pisau yang mempunyai  sudut 69° dan jarak antar gigi pisau jarang. Jenis pisau ini digunakan untuk pengefraisan logam non ferro.

2. Pisau frais sudut (angle milling cutter)

Pisau Frais Sudut

Pisau frais sudut umumnya mempunyai  sudut 30°, 45°, 60° dan 90° sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan menurut jumlah sisi sudutnya, ada yang memiliki sudut tunggal (single angle milling cutter) dan sudut ganda (double angle milling cutter).

Pisau frais jenis ini digunakan untuk membuat alur yang memiliki sudut sesuai dengan sudut pisau yang digunakan.

3. Pisau ekor burung (Dove Tail Milling Cutter)

Pisau Frais Ekor Burung

Pisau frais yang digunakan untuk membuat profil menyerupai ekor burung. Umumnya mempunyai  sudut 30°, 45° dan  60°. Sebelum menggunakan pisau ini, sebelumnya dilakukan pembuatan alur dengan pisau jari.

4. Pisau frais alur melingkar (woodruff keyseat milling cutter)

Pisau Frais Alur Melingkar

Pisau frais ini digunakan untuk mengefrais alur pasak (spi yang berbentuk bulan sabit) pada poros. Letak alurnya tidak terletak pada ujung porosnya.

5. Pisau frais sisi dan muka (side and face milling cutter)

Pisau Frais sisi dan muka

Pisau frais yang mempunyai  mata sayat pada sisi muka dan samping. Digunakan untuk mengefrais alur pada permukaan benda kerja.

6. Pisau frais sisi dan muka gigi silang (staggered tooth side and face milling cutter)

Pisau Frais sisi dan muka silang

Pisau frais yang mempunyai  mata sayat pada sisi muka dan samping bersilang. Fungsinya sama dengan pisau frais sisi dan muka, perbedaannya adalah pemakanannya lebih ringan. Karena pemotongan mata sayatnya bergantian.

7. Convex milling cutter

Pisau Frais Alur Cekung (Convex)

Pisau frais yang digunakan untuk membuat alur radius (alur cekung).

8. Concave milling cutter

Pisau Frais Alur Cembung (Concave)

Pisau frais yang berfungsi untuk membuat bentuk radius menonjol keluar (alur cembung).

9. Corner rounding milling cutter

Pisau Milling radius

Pisau frais yang berfungsi untuk membuat bentuk alur cembung pada bagian sisi benda kerja.

10. Pisau frais jari radius (bull nose endmill cutter)

Pisau Frais Jari Radius Cekung
Pisau frais yang digunakan untuk membuat alur pada permukaan bidang berbentuk radius ke dalam (cekung).

11. Pisau frais jari radius sudut (corner rounding endmill cutter)

Pisau Frais Jari Radius Cembung

Pisau frais yang digunakan untuk membuat sisi pada sudut bisang berbentuk radius keluar (cembung)

12. Pisau frais alur T (T slot milling cutter)

Pisau Frais Alur T
Pisau frais yang digunakan untuk membentuk alur T. Contohnya seperti pada meja mesin frais, sekrap, bor, dan eretan atas pada mesin bubut.

                        Baca Juga : Parameter Pemotongan Mesin Frais

                                         : Bagian - bagian mesin Frais

13. Pisau frais jari (endmill cutter)

Pisau Jari (Endmill)

Pisau frais yang digunakan untuk membuat alur tembus atau bertingkat dan mengefrais rata untuk bidang yang lebarnya relatif kecil.

Menurut bentuk tangkainya, pisau frais jari memiliki 3 jenis, yaitu pisau jari tangkai lurus, pisau jari tangkai bertingkat, dan pisau jari tangkai tirus.

14. Pisau frais modul roda gigi (gear milling cutter)

Pisau Frais Modul Roda Gigi
Pisau frais yang digunakan untuk membuat roda gigi atau gigi rack. Ada dua macam jenis pisau roda gigi, yaitu pisau roda gigi untuk sistem modul (mm) dan Dp (diameter pitch).

15. Pisau frais muka (face mill cutter)

Pisau Frais Muka
Pisau frais yang digunakan untuk mengefrais pada bidang permukaan rata dan luas). Mata potong pada pisau frais ini dipasang dengan cara diikatkan pada badan (body) dengan cara dilas atau dibaut. Umumnya mata pisau ini terbuat dari cermented carbide.

16. Pisau frais sisi dan muka (shell endmill cutter)

Shell Endmill Cutter
Pisau frais yang digunakan untuk pemakanan bagian samping dan muka, sehingga digunakan untuk mengefrais bidang siku. Pisau ini memiliki 2 macam, yaitu untuk pemakanan ringan dan pemakanan berat.

                 Ingin tahu jenis-jenis mesin frais ?

17. Pisau frais gergaji (slitting saw)

Pisau Frais Gergaji

Pisau frais yang digunakan untuk membelah benda kerja yang tipis. Pisau ini memiliki tiga jenis, yaitu pisau frais dengan mata sayat polos, dengan mata sayat sisi lurus, dan dengan mata sayat sisi bersilang.

Demikian jenis-jenis dari pisau frais. Semoga bermanfaat

Kamis, 07 Agustus 2025

PARAMETER PEMOTONGAN MESIN FRAIS (LENGKAP)

Parameter Pemotongan Mesin Frais - Dalam bekerja dengan mesin frais kita dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien supaya diperoleh hasil yang maksimal dengan keuntungan yang maksimal juga. Efektif dalam proses mengefrais berarti kita bisa menghasilkan benda kerja sebanyak-banyaknya dengan waktu yang sesingkat-singkanya. Efisien berarti kita menghasilkan benda kerja dengan biaya yang sesedikit mungkin.

      Baca Juga : Jenis - jenis Mesin Frais

Untuk mencapai pekerjaan yang efektif dan efisien maka perlu menentukan beberapa parameter dalam proses bekerja dengan mesin frais. Parameter- parameter tersebut adalah : 

1. Kecepatan Potong

Kecepatan potong adalah kemampuan alat potong dalam menyayat bahan dengan aman sehingga menghasilkan tatal yang tidak terputus dalam satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/menit). Sebagai ilustrasi lihat gambar disamping. Pada gerak putar seperti mesin frais, kecepatan potongnya (Cs) adalah keliling lingkaran benda kerja dikalikan dengan putaran spindle utama dibagi dengan 1000, 


Secara Umum Rumus Cs adalah sebagai berikut :

Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum dikerjakan pada proses pemesinan sudah diselidiki oleh para ahli dan sudah distandarkan secara internasional atau ISO. Untuk tabel kecepatan potong bisa dilihat pada gambar di bawah ini :

Nilai Cs diperlukan untuk menghitung putaran mesin.

2. Kecepatan Putaran Mesin

Kecepatan Putaran Mesin adalah jumlah putaran mesin (benda kerja) dalam satu menit. Kecepatan Putaran Mesin dilambangkan dengan dengan "n" dengan satuan Rpm ( Rotary Per Minute ). n dipengaruhi oleh diameter alat potong dan Cs (kecepatan potong). 

Lihat rumus di bawah ini.


Contoh Soal :

Sebuah Baja Lunak akan dilakukan proses pengefraisan dengan piasu frais shell endmill cutter dengan diameter 50 mm dengan kecepatan potong (Cs) 25 m/menit. Berapa kecepatan putaran mesinnya ?

Jawaban  

 Diketahui :

         d  = 50 mm

         Cs = 25 m/menit

        ditanya n ?

        jawab :

        n     = (1000.Cs )/(π.d)

              = (1000.25)/(3,14.50)

              = 25.000 / 157

              = 159,23 Rpm

    Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah 159, 23 Rpm. Kemudian untuk mengatur kecepatan putaran pada mesin frais carilah angka pada tabel putaran pada mesin yang mendekati angka tersebut.

     Baca Juga : Bagian - bagian Mesin Frais

3. Kecepatan Pemakanan ( Feed/F )

Kecepatan pemakanan atau Feed pada proses pengefraisan  adalah laju pergerakan meja mesin frais atau benda kerja relatif terhadap alat potong dalam satuan mm/menit. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pemakanan pada mesin frais antara lain kekerasan bahan, kedalaman pemakanan, jenis alat potong, sudut - sudut alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin. Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin frais ditentukan oleh seberapa bergesernya pisau frais (f) dalam satuan mm/putaran dikalikan seberapa jumlah mata sayat alat potong (t) dalam satuan buah dan dikalikan seberapa putaran mesin (n) dalam satuan putaran per menit. Maka rumus kecepatan pemakanan mesin frais adalah : 

Tabel besar pemakanan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


Contoh Soal

Sebuah benda kerja dengan putaran mesin 500 rpm, jumlah mata sayat 4 dan besar pemakanan 0,2 mm/putaran. Berapakah besar kecepatan pemakanannya ?

Jawaban 

    Diketahui 

    f = 0,2 mm/putaran

    t = 4 buah

    n = 500 rpm

    Ditanya F ?

    Jawab

    F = f x t x n 

      = 0,2 x 4 x 500 

      = 400 mm/menit

    Artinya pisau bergeser sejauh 400 mm selama satu menit. 

4. Waktu Pemesinan/Pemakanan

Dalam membuat sebuah produk dengan mesin frais, lamanya waktu proses pemesinan perlu diketahui atau dihtung. Hal ini penting dilakukan untuk mematikan proses perencanaan sampai kegiatan produksi berjalan lancar, efektif dan efisien. Waktu pengefraisan dapat dihitung jika kita mengetahui diameter alat potong, kecepatan potong dan pergeseran pisau potongnya.

    a. Waktu Pemesinan Pengefraisan Rata

Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan frais adalah seberapa besar panjang atau jarak tempuh pengefraisan (L) dalam mm, kecepatan pemakanan (F) dalam mm/menit dan jumlah mata sayat yang digunakan (t). Panjang total pengefraisan (L) adalah panjang pengefraisan rata (ℓ) ditambah star awal pengerjaan (ℓa) dan lepasnya pisau dari benda kerja (ℓu) Atau  L = ℓa + ℓ + ℓu dalam mm (lebih jelas lihat gambar di bawah). Untuk nilai kecepatan pemakanan (F) didapat dengan rumus F = f x t x n dalam mm/putaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka perhitungan waktu pemesinan mesin frais adalah :

Contoh soal 

Sebuah benda kerja akan dilakukan proses pengefraisan sepanjang 250 mm dengan pisau frais jari. Data parameter pemesinannya ditetapkan sebagai berikut : Putaran mesin frais (n) 460 rpm, besar pemakanan (f) 0,13 mm/putaran. jarak langkah awal pisau (ℓa) 20 mm, jarak langkah akhir pisau (ℓu) 20 mm dan mata sayat pisau sebanyak (t) 6 buah. Pertanyaannya berapakah waktu yang diperlukan untuk melakukan pengefraisan sesuai data di atas ? jika pemakanan dilakukan satu kali proses.

 Jawaban

* F = f x t x n 

    = 0,13 x 6 x 460 

    = 239,2 mm/menit

* L = ℓa + ℓ + ℓu

    = 20 + 250 + 20

    = 290 mm

* tm = L/F

     = 290 / 239.2 

     = 1,213 menit.

Jadi waktu yang diperlukan untuk pengerjaan dengan data diatas adalah 1,213 menit ( 1 x siklus pengerjaan)


b. Waktu Pengeboran dengan Mesin Frais

Perhitungan waktu pengeboran dengan mesin frais pada prinsipnya sama dengan menghitung waktu pengefraisan rata. Perbedaannya hanya pada langkah awal (ℓa) ujung mata bornya. Pada gambar di bawah menunjuukan bahwa panjang total pengeborab (L) adalah panjang pengeboran (ℓ) ditambah langkah awal mata bor (ℓa) = 0,3d, sehingga L = ℓ + 0,3d dalam mm. Untuk nilai kecepatan pemakanan (F) adalah F = f x t x n. Karena jumlah mata potong mata bor adalah 1 maka bisa di tulis F = f x n dalam menit/putanan.

Berdasarkan uraian di atas, maka perhitungan waktu pengeboran dengan mesin frais adalah :

tm = L/F menit

dimana

*L = ℓ + 0,3d mm

*F = f x n  mm/putaran

Keterangan :

tm = waktu pengeboran dengan mesin frais (menit)

L = panjang total pengeboran (mm)

F = kecepatan pemakanan (mm/menit)

ℓ = panjang pengeboran (mm)

d = diameter mata bor (mm)

f = besar pemakanan (mm/putaran)

n = putaran mesin (rpm)

Contoh Soal

Mr Bobby akan mengebor dengan mesin frais. Lubang yang akan dibuat sedalam 38 mm dengan diameter 12 mm. Jika putaran mesin fraisnya 800 rpm dan besar pemakanan 0,03 mm/putaran . Jika pemakanan dilakukan sebanyak satu kali,Berapakah waktu yang digunakan Mr Bobby untuk membuat lubang tersebut dengan mesin frais tersebur ?

Jawaban 

* L = ℓ + 0,3d

    = 38 + (0,3 x 12 )

    = 38 + 3,6

    = 41,6 mm

* F = f x n

    = 0,03 x 800

    = 24 mm/menit

* tm = L/F

     = 41,6 / 24

     = 1,73 menit.

Jadi Mr Booby membutuhkan waktu 1,73 menit untuk memgebor benda kerja tersebut dengan mesin frais dan dengan satu kali pengerjaan.

Demikian materi tentang parameter pemotongan mesin frais. semoga bermanfaat.

Senin, 19 Mei 2025

MIKROMETER (MICROMETER)



Mikrometer (micrometer) - Mikrometer adalah salah satu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur dimensi benda kerja dengan sangat presisi. Mikrometer ada yang menggunakan sistem metrik dan imperial dengan jenis dan ukuran yang beragam. Mikrometer dengan sistem metrik umumnya mempunyai ketelitian 0,01 mm sedangkan yang mempunyai sistem imperial mempunyai ketelitian 0,001 inci. 
Dengan menggunakan mikrometer, Kita dapat mendapatkan pengukuran dengan tingkat kepreisisan yang lebih tinggi dibanding menggunakan alat ukur jangka sorong dial atau jangka sorong biasa . Alat ini banyak digunakan oleh para engineer dalam aplikasi pengukuran dimensi suatu benda kerja yang membutuhkan ketelitian yang tinggi. 
Mikrometer memiliki dua skala yaitu skala utama pada sleeve dan skala nonius pada thimble. Nilai pengukuran didapatkan dari masing-masing skala tersebut dan dijumlahkan untuk mendapatkan hasil pengukurannya.
Setiap kali spindle membuat putaran penuh, jarak antara permukaan spindle dan anvil disesuaikan 0,5 mm untuk jenis metrik dan 0,025 inci untuk jenis imperial. Mikrometer biasanya memiliki rentang pengukuran 25 mm dan 1 inci. Misalnya, untuk jenis metrik berukuran 0-25 mm, 25-50 mm, 50-75 mm dan seterusnya, dan untuk jenis imperial berukuran 0-1 inci, 1-2 inci, 2-3 inci, dan seterusnya.
A. Jenis-jenis Mikrometer
1. Mikrometer Luar (outside micrometer)
Outside Micrometer

Mikrometer Luar berfungsi untuk mengukur dimensi luar suatu benda kerja

2. Mikrometer Dalam (inside micrometer)
Inside Micrometer

Mikrometer Dalam berfungsi untuk mengukur dimensi dalam suatu benda kerja

3. Mikrometer Kedalaman (depth micrometer)
Depth Micrometer
Mikrometer kedalaman berfungsi untuk mengukur kedalaman dan celah suatu benda kerja

Dari ketiga jenis tersebut, mikrometer terbagi lagi dalam dua macam, yaitu mikrometer manual dan mikrometer digital

B. Bagian-bagian Mikrometer
Sebelum kita memahami cata membaca ukuran dengan mikrometer, kita memahami dulu bagian-bagian dari mikrometer.
Bagian-bagian Mikrometer

1. Frame
Frame (bingkai) mikrometer umumnya berbentuk C (mikometer luar), namun ada juga  dalam berbagai bentuk dan ukuran lain sesuai jenis mikrometernya. 

2. Anvil
Anvil (rahang tetap) adalah bagian mikrometer yang tetap diam saat proses pengukuran benda kerja. Anvil terhubung langsung pada frame mikrometer dan bentuknya bervariasi tergantung jenis pengukurannya. 

3. Spindle
Spindle (rahang geser) adalah rahang pada mikrometer yang berhadapan dengan anvil.  Spindle dapat digerakkan dengan cara memutar ratchet atau thimble sampai spindle dan anvil menjepit objek benda kerja yang akan diukur. 

4. Thimble
Thimble (tabung putar) adalah bagian mikrometer yang terletak di bagian luar sleeve dan terdiri dari skala nonius. Thimble dapat diputar untuk menggerakkan spindle menyesuaikan objek yang diukur. 

5. Sleeve
Sleeve (tabung ukur) adalah tabung yang berada di antara ujung frame dan thimble, sleeve ini akan menampilkan skala utama. 

6. Ratchet
Ratchet (roda bergigi) adalah bagian ujung dari mikrometer yang dapat diputar untuk memastikan spindle menempel dengan benar pada benda kerja.

7. Pengunci
Pengunci pada mikrometer berfungsi untuk mengunci posisi spindle agar tidak bergerak atau bergeseer ketika mengukur benda kerja.
                                                    Baca Juga : Jangka Sorong
C. Cara Membaca Mikrometer
1. Mikrometer Digital
Cara membaca mikrometer digital adalah : 
a. Nyalakan tombol On/Off. Jika sudah terbaca angka 0 pada layar LCD, Anda dapat mulai melakukan pengukuran. Jika belum terbaca angka 0, sesuaikan thimble dan ratchet sampai terbaca angka 0.
Setting 0 Mikrometer Digital

b. Nyalakan tombol mm/in pada mikrometer, kemudian pilih sistem satuan yang Anda inginkan.
c. Buka rahang mikrometer dengan memutar ratchet,lakukan dengan hati-hati karena jika tangan Anda menyentuh permukaan anvil atau spindle, maka akan menyebabkan pengukuran yang tidak akurat.
d. Letakkan benda kerja pada anvil. Pastikan bahwa anvil tegak lurus dengan permukaan benda yang diukur. Putar ratchet hingga spindle menyentuh permukaan benda kerja yang akan kita ukur. Jangan menjepit benda kerja terlalu erat.
e. Kuncilah mur pengunci untuk memastikan angka tersebut tidak berubah. Hasil akhir pembacaan dapat kita lihat pada layar LCD.
Membaca Mikrometer Digital
f. Kita juga dapat mendapatkan hasil pengukuran dengan membaca skala pada sleeve dan thimble. Tapi, hasil pada pembacaan digital jauh lebih akurat dan cepat. Kita menggunakan bacaan pada sleeve dan thimble sebagai referensi dan pengecekan saja untuk meyakinkan hasil pembacaan kita.

2. Mikrometer Manual Ketelitian 0,01 mm
Caramya : 
Membaca Mikrometer Manual 0,01 mm

a. baca skala utama yang terdekat dengan tabung thimble. Setiap garis di bawah datum mewakili 1 mm, sementara setiap garis di atas datum mewakili 0,5 mm. 
b. baca skala nonius, lalu dikali dengan 0,01 mm. 
c. pengukuran yang didapat dari contoh gambar di atas adalah 6 mm + 0,5 mm + 0,43 mm = 6,93 mm.

3. Mikrometer Manual Ketelitian 0,001 mm
Caranya : 
Membaca Mikrometer Manual 0,001 mm

a. Skala utama yang tidak tertutup thimble adalah 5,5 mm.
b. Skala pada thimble yang tepat di bawah garis tengah sleeve adalah 28 setrip senilai   28 x 0,01 mm  = 0,28 mm.
c. Skala vernier pada sleeve yang segaris dengan skala pada thimble adalah 3 setrip senilai 3 x 0,001 mm =  0,003 mm.
d. Jumlah ketiga skala tersebut adalah 5,5 + 0,28 + 0,003 = 5,783 mm.
e. Maka dimensi benda kerjanya adalah 5,783 mm.
Demikian artikel mengenai mikrometer, semoga bermanfaat !